Faculty of Agriculturehttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/1912024-03-29T13:47:12Z2024-03-29T13:47:12ZMOTIVASI PETANI DALAM USAHATANI JAMBU AIR DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAKYOGASWARA, FEBIhttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/357492020-10-22T07:06:48Z2020-01-01T00:00:00ZProduktivitas jambu air yang rendah dan harga yang kurang kompetitif merupakan permasalahan yang dihadapi oleh petani jambu air di Kecamatan Wonosalam. Akantetapi dengan situasi seperti itu petani tetap melaksanakan usahatani jambu air. Dalam melaksanakan usahatani jambu air, petani memiliki dorongan atau motivasi yang mendasarinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan motivasi petani dalam usahatani jambu air dan faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi petani dalam usahatani jambu air. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling dan dilakukan di Kecamatan Wonosalam. Teknik penentuan responden menggunakan metode proportional random sampling, mengambil 72 responden petani jambu air. Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner, sementara data sekunder diperoleh dari otoritas terkait mengenai keadaan daerah penelitian. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi utama petani dalam melaksanakan usahatani jambu air adalah untuk memenuhi kebutuhan mendasar hidupnya yaitu pemenuhan kebutuhan fisiologis seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa faktor internal (umur, pendidikan formal, pengalaman berusahatani, luas lahan, produksi, dan pendapatan) memiliki hubungan yang signifikan dengan kebutuhan keberadaan (existence), kebutuhan berhubungan (relatedness), kebutuhan pertumbuhan (growth) dan tingkat motivasi. Pada faktor eksternal, hanya kesesuaian budaya setempat yang memiliki hubungan signifikan dengan kebutuhan keberadaan (existence), kebutuhan berhubungan (relatedness) dan tingkat motivasi petani dalam usahatani jambu air
Produktivitas jambu air yang rendah dan harga yang kurang kompetitif merupakan permasalahan yang dihadapi oleh petani jambu air di Kecamatan Wonosalam. Akantetapi dengan situasi seperti itu petani tetap melaksanakan usahatani jambu air. Dalam melaksanakan usahatani jambu air, petani memiliki dorongan atau motivasi yang mendasarinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan motivasi petani dalam usahatani jambu air dan faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi petani dalam usahatani jambu air. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling dan dilakukan di Kecamatan Wonosalam. Teknik penentuan responden menggunakan metode proportional random sampling, mengambil 72 responden petani jambu air. Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner, sementara data sekunder diperoleh dari otoritas terkait mengenai keadaan daerah penelitian. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi utama petani dalam melaksanakan usahatani jambu air adalah untuk memenuhi kebutuhan mendasar hidupnya yaitu pemenuhan kebutuhan fisiologis seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa faktor internal (umur, pendidikan formal, pengalaman berusahatani, luas lahan, produksi, dan pendapatan) memiliki hubungan yang signifikan dengan kebutuhan keberadaan (existence), kebutuhan berhubungan (relatedness), kebutuhan pertumbuhan (growth) dan tingkat motivasi. Pada faktor eksternal, hanya kesesuaian budaya setempat yang memiliki hubungan signifikan dengan kebutuhan keberadaan (existence), kebutuhan berhubungan (relatedness) dan tingkat motivasi petani dalam usahatani jambu air
MOTIVASI PETANI DALAM USAHATANI JAMBU AIR DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK
2020-01-01T00:00:00ZMOTIVASI PETANI DALAM USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA GEMPOL KECAMATAN KARANGANOM KABUPATEN KLATENNUGROHO, RESTU BUDIhttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/357382020-10-22T04:27:57Z2020-01-01T00:00:00ZMenanam padi organik diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan rumah tangga bagi petani padi di Desa Gempol karena harga jual padi organik lebih tinggi dari padi konvensional, tetapi hanya sebagian petani beralih menanam padi organik. Berdasarkan latar belakang ini perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui motivasi petani dalam berusahatani padi organik dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi Petani padi organik. Desa Gempol adalah salah satu Desa di Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten yang saat ini terkenal dengan beras organiknya dan sudah mengembangkan pertanian organiknya sejak tahun 2012. Lokasi ini ditentukan secara purposive, yaitu teknik penentuan secara sengaja. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus yaitu mengambil seluruh populasi yang berjumlah 37 petani padi organik di Desa Gempol. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, teknik skoring, dan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan (1) Perolehan skor rata-rata mengenai motivasi petani padi organik di Desa Gempol sebesar 92 dan termasuk kategori “tinggi”. (2) Faktor yang memiliki nilai negatif terhadap motivasi petani padi organik di Desa Gempol adalah fasilitas kredit dan yang memiliki nilai potisitf tetapi masih memiliki hubungan rendah yaitu peran kelompok tani dan intensitas penyuluhan. Sedangkan faktor pendidikan formal, pengalaman berusahatani, luas lahan garapan, ketersediaan modal, pendapatan, peluang pasar, dan bantuan pemerintah memiliki nilai positif dan memiliki hubungan terhadap motivasi dalam mempengaruhi petani berusahatani padi organik di Desa Gempol.
Menanam padi organik diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan rumah tangga bagi petani padi di Desa Gempol karena harga jual padi organik lebih tinggi dari padi konvensional, tetapi hanya sebagian petani beralih menanam padi organik. Berdasarkan latar belakang ini perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui motivasi petani dalam berusahatani padi organik dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi Petani padi organik. Desa Gempol adalah salah satu Desa di Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten yang saat ini terkenal dengan beras organiknya dan sudah mengembangkan pertanian organiknya sejak tahun 2012. Lokasi ini ditentukan secara purposive, yaitu teknik penentuan secara sengaja. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus yaitu mengambil seluruh populasi yang berjumlah 37 petani padi organik di Desa Gempol. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, teknik skoring, dan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan (1) Perolehan skor rata-rata mengenai motivasi petani padi organik di Desa Gempol sebesar 92 dan termasuk kategori “tinggi”. (2) Faktor yang memiliki nilai negatif terhadap motivasi petani padi organik di Desa Gempol adalah fasilitas kredit dan yang memiliki nilai potisitf tetapi masih memiliki hubungan rendah yaitu peran kelompok tani dan intensitas penyuluhan. Sedangkan faktor pendidikan formal, pengalaman berusahatani, luas lahan garapan, ketersediaan modal, pendapatan, peluang pasar, dan bantuan pemerintah memiliki nilai positif dan memiliki hubungan terhadap motivasi dalam mempengaruhi petani berusahatani padi organik di Desa Gempol.
MOTIVASI PETANI DALAM USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA GEMPOL KECAMATAN KARANGANOM KABUPATEN KLATEN
2020-01-01T00:00:00ZCURAHAN WAKTU KERJA WANITA TANI PADA USAHA ANYAMAN BAMBU DI DESA MUNTUK KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTULFAJRI, ADE NURhttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/357372020-10-22T04:16:36Z2020-01-01T00:00:00ZTujuan penelitian ini menganalisis curahan waktu kerja wanita tani pada usaha anyaman bambu, menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja wanita tani pada usaha anyaman bambu dan kontribusi pendapatan wanita tani sebagai pengrajin anyaman bambu terhadap pendapatan keluarga di Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap 60 pengrajin anyaman bambu yang dipilih secara random sampling. Analisis curahan waktu kerja hitung dalam satuan jam perminggu dan dikonversikan selama satu musim usahatani padi selama 4 bulan, sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja wanita tani pada usaha anyaman bambu dianalisis dengan metode regresi berganda dan kontribusi pendapatan wanita tani dihitung dalam persen terhadap pendapatan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curahan waktu kerja wanita tani sebagai pengrajin bambu dalam kegiatan ekonomi off farm 684,68 jam. Sedangkan kegiatan non ekonomi seperti kegiatan rumah tangga 569,47 jam, kegiatan sosial masyarakat 48 jam dan kegiatan pribadi 801,32 jam. Dengan total keseluruhan curahan waktu kerja sebesar 2.688 jam/musim usahatani padi. Faktor- faktor yang signifikan mempengaruhi curahan waktu kerja wanita tani adalah pendapatan, dan jumlah anggota keluarga. Kontribusi pendapatan wanita tani pada usaha anyaman bambu terhadap pendapatan keluarga sebesar 69,09% dikategorikan besar.
Tujuan penelitian ini menganalisis curahan waktu kerja wanita tani pada usaha anyaman bambu, menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja wanita tani pada usaha anyaman bambu dan kontribusi pendapatan wanita tani sebagai pengrajin anyaman bambu terhadap pendapatan keluarga di Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap 60 pengrajin anyaman bambu yang dipilih secara random sampling. Analisis curahan waktu kerja hitung dalam satuan jam perminggu dan dikonversikan selama satu musim usahatani padi selama 4 bulan, sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja wanita tani pada usaha anyaman bambu dianalisis dengan metode regresi berganda dan kontribusi pendapatan wanita tani dihitung dalam persen terhadap pendapatan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curahan waktu kerja wanita tani sebagai pengrajin bambu dalam kegiatan ekonomi off farm 684,68 jam. Sedangkan kegiatan non ekonomi seperti kegiatan rumah tangga 569,47 jam, kegiatan sosial masyarakat 48 jam dan kegiatan pribadi 801,32 jam. Dengan total keseluruhan curahan waktu kerja sebesar 2.688 jam/musim usahatani padi. Faktor- faktor yang signifikan mempengaruhi curahan waktu kerja wanita tani adalah pendapatan, dan jumlah anggota keluarga. Kontribusi pendapatan wanita tani pada usaha anyaman bambu terhadap pendapatan keluarga sebesar 69,09% dikategorikan besar.
CURAHAN WAKTU KERJA WANITA TANI PADA USAHA ANYAMAN BAMBU DI DESA MUNTUK KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL
2020-01-01T00:00:00ZPEWARISAN KARAKTER FENOTIP GENERASI F1 HASIL PERSILANGAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TINGGI ANTOSIANIN DAN KAYA AMILOPEKTIN DENGAN METODE SINGLE CROSSPRABOWO, AGUNG NURhttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/356862020-10-19T01:39:08Z2020-01-01T00:00:00ZMaize can be used as a source of carbohydrate material alternatives for meeting the needs of healthy food. The maize amylopectin content has high Waxy but productivity is low, while the Black corn has a high content of anthocyanin and high productivity. Crosses between the two elders of the local corn can be done for the development of new varieties. Therefore the aim of this research is to study the inheritance of acquired characters phenotype generation F1 results cross plant maize (Zea mays L.) high anthocyanin and rich in amylopectin with the single cross method. The method used is the single crosses cross with the ratio of planting between parent females (Black corn) and males (Waxy corn) is 3:1. Inheritance of phenotypes in the F1 generation of qualitative characters is alleged to have experienced segregation patterns. The character of high plants and index F1 generation leaves bones thought to be influenced by genetic factors. Obtained 10 individuals selected from 333 total population with index value selection ranged from 2.76 – 9.74 at character index and bone plant leaves.
Maize can be used as a source of carbohydrate material alternatives for meeting the needs of healthy food. The maize amylopectin content has high Waxy but productivity is low, while the Black corn has a high content of anthocyanin and high productivity. Crosses between the two elders of the local corn can be done for the development of new varieties. Therefore the aim of this research is to study the inheritance of acquired characters phenotype generation F1 results cross plant maize (Zea mays L.) high anthocyanin and rich in amylopectin with the single cross method. The method used is the single crosses cross with the ratio of planting between parent females (Black corn) and males (Waxy corn) is 3:1. Inheritance of phenotypes in the F1 generation of qualitative characters is alleged to have experienced segregation patterns. The character of high plants and index F1 generation leaves bones thought to be influenced by genetic factors. Obtained 10 individuals selected from 333 total population with index value selection ranged from 2.76 – 9.74 at character index and bone plant leaves.
PEWARISAN KARAKTER FENOTIP GENERASI F1 HASIL PERSILANGAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TINGGI ANTOSIANIN DAN KAYA AMILOPEKTIN DENGAN METODE SINGLE CROSS
2020-01-01T00:00:00Z