Optimalisasi Potensi Sumber Daya Lokal Menghadapi MEA 2015http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/23752024-03-29T05:46:02Z2024-03-29T05:46:02ZPERSEPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PENDAMPINGAN SL-PTT KEDELAI DI GUNUNGKIDULMURWATI, MURWATIWAHYUNI, SRIBASUKI, HERIhttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/101412018-04-19T03:46:10Z2015-05-23T00:00:00ZPengkajian persepsi petani terhadap teknologi pendampingan sekolah lapang pada pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) kedelai yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2014 di Dusun Bendungan, Desa Sumberejo, Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul. Varietas kedelai yang diintroduksikan Varietas Argomulyo. Hasil kajian menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan petani dari 73,33% menjadi 80%, ketrampilan petani dari 6,67% menjadi 60%. Sikap petani dalam menerima introduksi teknologi menunjukkan pada awal/sebelum kegiatan yang menyatakan tidak setuju 6,67% setelah kegiatan uyang tidak setuju berkurang menjadi tidak ada.
Pengkajian persepsi petani terhadap teknologi pendampingan sekolah lapang pada pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) kedelai yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2014 di Dusun Bendungan, Desa Sumberejo, Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul. Varietas kedelai yang diintroduksikan Varietas Argomulyo. Hasil kajian menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan petani dari 73,33% menjadi 80%, ketrampilan petani dari 6,67% menjadi 60%. Sikap petani dalam menerima introduksi teknologi menunjukkan pada awal/sebelum kegiatan yang menyatakan tidak setuju 6,67% setelah kegiatan uyang tidak setuju berkurang menjadi tidak ada.
PERSEPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PENDAMPINGAN SL-PTT KEDELAI DI GUNUNGKIDUL
2015-05-23T00:00:00ZKARAKTERISTIK PETANI SISTEM INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT YANG MEMPENGARUHI ADOPSI INOVASI DI KABUPATEN PELALAWANEDWINA, SUSYMAHARANI, EVYSITUMORANG, BUNGARANhttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/101392017-04-19T06:23:54Z2015-05-23T00:00:00ZPenerapan sistem integrasi sapi dan kelapa sawit (SISKA) merupakan upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga terjadi ketergantungan kegiatan sub sektor perkebunan dan peternakan yang menguntungkan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik internal petani tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat adopsi inovasi. Karakteristik internal yang memiliki hubungan dengan tingkat adopsi yaitu kekosmopolitan. Karakteristik eksternal yang memiliki hubungan sangat signifikan adalah intensitas penyuluh pada tahap persuasi dan implementasi.
Penerapan sistem integrasi sapi dan kelapa sawit (SISKA) merupakan upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga terjadi ketergantungan kegiatan sub sektor perkebunan dan peternakan yang menguntungkan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik internal petani tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat adopsi inovasi. Karakteristik internal yang memiliki hubungan dengan tingkat adopsi yaitu kekosmopolitan. Karakteristik eksternal yang memiliki hubungan sangat signifikan adalah intensitas penyuluh pada tahap persuasi dan implementasi.
KARAKTERISTIK PETANI SISTEM INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT YANG MEMPENGARUHI ADOPSI INOVASI DI KABUPATEN PELALAWAN
2015-05-23T00:00:00ZSEJARAH PEMBANGUNAN DAN PEROLEHAN SERTIFIKASI EKOLABEL HUTAN RAKYAT DESA SUMBEREJO DAN SELOPUROPURWANTO, PURWANTOhttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/101362018-04-20T07:07:46Z2015-05-23T00:00:00ZUntuk mengetahui sejarah pembangunan hutan rakyat di Desa Sumberejo dan Selopura, dipilih 17 orang informan yakni pemilik hutan rakyat, perangkat Desa, Staf Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri dan para pihak yang berperan aktif dalam proses sertifikasi ekolabel seperti staf LSM Persepsi Wonogiri, staf Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) Bogor, dan mantan programme Director World Wildlife Fund Jakarta. Dari wawancara yang dilakukan diketahui bahwa, pada tahun 1963, Masyarakat desa Selopuro kekurangan bahan makanan akibat serangan hama tikus sehingga pohon-pohon ditebang dan tunggaknya dijadikan arang untuk dijual.
Untuk mengetahui sejarah pembangunan hutan rakyat di Desa Sumberejo dan Selopura, dipilih 17 orang informan yakni pemilik hutan rakyat, perangkat Desa, Staf Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri dan para pihak yang berperan aktif dalam proses sertifikasi ekolabel seperti staf LSM Persepsi Wonogiri, staf Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) Bogor, dan mantan programme Director World Wildlife Fund Jakarta. Dari wawancara yang dilakukan diketahui bahwa, pada tahun 1963, Masyarakat desa Selopuro kekurangan bahan makanan akibat serangan hama tikus sehingga pohon-pohon ditebang dan tunggaknya dijadikan arang untuk dijual.
SEJARAH PEMBANGUNAN DAN PEROLEHAN SERTIFIKASI EKOLABEL HUTAN RAKYAT DESA SUMBEREJO DAN SELOPURO
2015-05-23T00:00:00ZPENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI INDONESIA MELALUI PROGRAM SARJANA MEMBANGUN DESAWINARSO, BAMBANGhttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/101352017-04-19T06:02:29Z2015-05-23T00:00:00ZSejak tahun 2007 Ditjend Peternakan dan kesehatan hewan telah melaksanakan Program SMD (Sarjana Membangun Desa). Kegiatan ini bertujuan memberdayakan kelompok peternak dengan menempatkan seorang tenaga penggerak yang berbasis keilmuan di bidang peternakan yang diharapkan dapat melakukan transfer teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak kelompok peternak binaan SMD mengalami kegagalan usaha. Penyebabnya diantaranya adalah penanganan manajemen yang kurang profesional. Pengalaman petugas SMD yang masih terbatas mengakibatkan petugas mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Sementara terbatasnya anggaran kabupaten mengakibatkan kegiatan SMD kurang mendapatkan pembinaan dari pemerintah kabupaten setempat.
Sejak tahun 2007 Ditjend Peternakan dan kesehatan hewan telah melaksanakan Program SMD (Sarjana Membangun Desa). Kegiatan ini bertujuan memberdayakan kelompok peternak dengan menempatkan seorang tenaga penggerak yang berbasis keilmuan di bidang peternakan yang diharapkan dapat melakukan transfer teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak kelompok peternak binaan SMD mengalami kegagalan usaha. Penyebabnya diantaranya adalah penanganan manajemen yang kurang profesional. Pengalaman petugas SMD yang masih terbatas mengakibatkan petugas mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Sementara terbatasnya anggaran kabupaten mengakibatkan kegiatan SMD kurang mendapatkan pembinaan dari pemerintah kabupaten setempat.
PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI INDONESIA MELALUI PROGRAM SARJANA MEMBANGUN DESA
2015-05-23T00:00:00Z