dc.description.abstract | Pada 4 November 2016 lalu pecahlah sebuah aksi bertajuk damai yang disebabkan oleh dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Nonaktif Basuki Tjahaja Purnama. Peristiwa ini dibahas secara intens oleh media di Indonesia, termasuk tiga surat kabar harian besar di Indonesia, yaitu Kompas, Republika dan Koran TEMPO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sudut pandang Kompas, Republika dan Koran TEMPO dalam memberitakan aksi 4 November 2016, dan faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tersebut. Kerangka teori dalam penelitian ini meliputi konstruksionisme dalam media massa, berita dalam pandangan konstruksionisme, analisis framing dalam berita dan faktor-faktor pembeda sudut berita. Data penelitian berupa berita mengenai aksi 4 November 2016 pada Harian Kompas, Republika dan Koran TEMPO edisi 5 – 12 November 2016. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan dianalisis menggunakan teknik analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan sudut pandang antara ketiga surat kabar. Kompas menekankan pada usaha positif yang telah dilakukan pemerintah terkait aksi, kemudian Republika mengemukakan suasana aksi yang luar biasa solid disertai dengan penonjolan tuntutan penyelesaian terhadap kasus penistaan agama kepada pemerintah. Kemudian Koran TEMPO dengan sudut pandang yang tidak menekankan pada salah satu kepentingan pihak, melainkan dibahas dalam segi ekonomi, politik, dan hukumnya secara umum. Adapun perbedaan sudut ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu level ekstra media meliputi narasumber dan pemerintah, serta faktor ideologi masing-masing media. | en_US |