dc.contributor.advisor | PUJI HARSANTO | |
dc.contributor.advisor | JAZAUL IKHSAN | |
dc.contributor.author | TRIYADHI, FARIS | |
dc.date.accessioned | 2017-06-14T04:31:35Z | |
dc.date.available | 2017-06-14T04:31:35Z | |
dc.date.issued | 2017-05-25 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/10992 | |
dc.description.abstract | Aliran debris pada umumnya terjadi pada sungai-sungai di daerah
pegunungan. Tipe aliran ini merupakan aliran yang sangat berbahaya dan bersifat
merusak. Hal ini terjadi karena aliran debris mempunyai kecepatan yang tinggi serta
membawa campuran sedimen dan material lainnya. Banyaknya infrastruktur yang
dibangun pada daerah sungai dengan pola aliran ini menjadikan perlunya
penanganan khusus untuk menjaga keamanan.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan simulasi model numerik
dengan lebar saluran 0,46 m, dan panjang saluran 5 m dengan kondisi aliran
superkritik dan aliran seragam, slope saluran 0,0358 menggunakan debit aliran Q=
0,0052 m3 /detik, dengan angka manning 0,0115 dan material yang digunakan
berupa pasir dengan nilai d50 =0,975 mm, dan dilakukan running selama 3 menit.
Hasil penelitian menunjukkan gerusan maksimum terjadi pada sisi samping
pilar kapsul dengan kedalaman gerusan 2,5 cm sedangkan kedalaman gerusan pada
sisi samping pilar tajam sebesar 2,4 cm. Gerusan tersebut terjadi karena pengaruh
perubahan pola aliran di sekitar pilar. Kecepatan aliran terbesar pada pilar kapsul
yaitu 90 m/s dan kecepatan aliran terendah pada pilar kapsul sesesar 50 m/s
sedangkan kecepatan aliran terbesar pada pilar tajam yaitu 88 m/s dan kecepatan
terendah pada pilar tajam bernilai 66 m/s. Dilihat dari kedalaman gerusan, pilar
kapsul dan pilar tajam memiliki gerusan yang hampir sama kedalaman gerusannya. | en_US |
dc.description.sponsorship | Aliran debris pada umumnya terjadi pada sungai-sungai di daerah
pegunungan. Tipe aliran ini merupakan aliran yang sangat berbahaya dan bersifat
merusak. Hal ini terjadi karena aliran debris mempunyai kecepatan yang tinggi serta
membawa campuran sedimen dan material lainnya. Banyaknya infrastruktur yang
dibangun pada daerah sungai dengan pola aliran ini menjadikan perlunya
penanganan khusus untuk menjaga keamanan.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan simulasi model numerik
dengan lebar saluran 0,46 m, dan panjang saluran 5 m dengan kondisi aliran
superkritik dan aliran seragam, slope saluran 0,0358 menggunakan debit aliran Q=
0,0052 m3 /detik, dengan angka manning 0,0115 dan material yang digunakan
berupa pasir dengan nilai d50 =0,975 mm, dan dilakukan running selama 3 menit.
Hasil penelitian menunjukkan gerusan maksimum terjadi pada sisi samping
pilar kapsul dengan kedalaman gerusan 2,5 cm sedangkan kedalaman gerusan pada
sisi samping pilar tajam sebesar 2,4 cm. Gerusan tersebut terjadi karena pengaruh
perubahan pola aliran di sekitar pilar. Kecepatan aliran terbesar pada pilar kapsul
yaitu 90 m/s dan kecepatan aliran terendah pada pilar kapsul sesesar 50 m/s
sedangkan kecepatan aliran terbesar pada pilar tajam yaitu 88 m/s dan kecepatan
terendah pada pilar tajam bernilai 66 m/s. Dilihat dari kedalaman gerusan, pilar
kapsul dan pilar tajam memiliki gerusan yang hampir sama kedalaman gerusannya. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.subject | ALIRAN DEBRIS | en_US |
dc.subject | GERUSAN LOKAL | en_US |
dc.subject | IRICNAYS 2DH 1.0 | en_US |
dc.subject | MODEL MATEMATIK | en_US |
dc.title | ANALISIS NUMERIK PENGARUH ALIRAN DEBRIS TERHADAP GERUSAN LOKAL PADA PILAR MENGGUNAKAN SOFTWARE iRIC: Nays 2DH 1.0 (MODEL PILAR KAPSUL DAN PILAR BELAH KETUPAT) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
061 | en_US |