Show simple item record

dc.contributor.advisorCAHYANINGSIH, INDRIASTUTI
dc.contributor.authorUTAMI, DESY DWI
dc.date.accessioned2017-06-19T03:11:44Z
dc.date.available2017-06-19T03:11:44Z
dc.date.issued2017-05-19
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11183
dc.description.abstractInfeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi tersering kedua setelah infeksi saluran nafas yang dapat menyerang berbagai umur. Data epidemiologi menyebutkan sekitar 25-35% perempuan dewasa pernah mengalami ISK dan terus meningkat dengan meningkatnya usia. Terapi utama ISK menggunakan antibiotik. Intensitas penggunaan antibiotik yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kejadian resistensi yang berdampak terhadap mobilitas, mortalitas, biaya kesehatan, peningkatan efek samping dan toksisitas.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik dan evaluasi antibiotik secara kualitatif menurut alur Gyssens pada pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian observasional (non eksperimental) yang bersifat retrospektif dan dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Data yang diambil yaitu rekam medik pasien rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015 yang terdiagnosis infeksi saluran kemih. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dan didapatkan 45 pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi. Analisis antibiotik pada penelitian ini menggunakan alur Gyssens yang mengacu pada Guideline on Urolgical Infection 2015 dan Panduan Penatalaksanaan Infeksi pada Traktus Genitalis dan Urinarius. Hasil penelitian profil penggunaan antibiotik menunjukkan bahwa total penggunaan antibiotik sebanyak 52 antibiotik dari 45 pasien. Penggunaan antibiotik tunggal sebanyak 44 (84,61%) dengan penggunaan terbanyak adalah seftriakson sebanyak 22 (50%). Penggunaan antibiotik kombinasi sebanyak 8 (15,38%) meliputi kombinasi seftriakson - gentamisin sebanyak 2 (25%), kombinasi seftriakson - levofloksasin sebanyak 1 (12,5%), kombinasi seftriakson - amoksisilin sebanyak 1 (12,5%), kombinasi seftriakson – co amoksiclav sebanyak 1 (12,5%), kombinasi seftriakson - metronidazol sebanyak 2 (25%) dan kombinasi ampisilin/ sulbactam - co-amoksiclav sebanyak 1 (12,5%). Evaluasi antibiotik secara kualitatif berdasarkan alur gyssens menunjukkan bahwa kategori VI (data tidak lengkap) sebanyak 0, kategori V (antibiotik tidak diindikasikan) sebanyak 0, kategori IV A (ada antibiotiklain yang lebih efektif) sebanyak 0, kategori IV B (ada antibiotik alternatif lain yang lebih aman/kurang toksik) sebanyak 2 (3,84%), kategori IV C (ada antibiotik lain yang lebih murah) sebanyak 0, kategori IV D (ada antibiotik lain yang spektrumnya lebih sempit) sebanyak 0, kategori III A (penggunaan antibiotik terlalu lama) sebanyak 0, kategori III B (penggunaan antibiotik terlalu singkat) sebanyak 3 (5,76%), kategori II A (penggunaan antibiotik tidak tepat dosis) sebanyak 10 (19,23%), kategori II B (penggunaan antibitik tidak tepat interval pemberian) sebanyak 1 (1,92%), kategori II C (penggunaan antibiotik tidak tepat cara/rute pemberian) sebanyak 0, kategori I (penggunaan antibiotik tidak tepat waktu) sebanyak 0, kategori 0 (penggunaan antibiotik tepat atau bijak) sebanyak 36 (69,23%).en_US
dc.description.sponsorshipInfeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi tersering kedua setelah infeksi saluran nafas yang dapat menyerang berbagai umur. Data epidemiologi menyebutkan sekitar 25-35% perempuan dewasa pernah mengalami ISK dan terus meningkat dengan meningkatnya usia. Terapi utama ISK menggunakan antibiotik. Intensitas penggunaan antibiotik yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kejadian resistensi yang berdampak terhadap mobilitas, mortalitas, biaya kesehatan, peningkatan efek samping dan toksisitas.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik dan evaluasi antibiotik secara kualitatif menurut alur Gyssens pada pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian observasional (non eksperimental) yang bersifat retrospektif dan dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Data yang diambil yaitu rekam medik pasien rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015 yang terdiagnosis infeksi saluran kemih. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dan didapatkan 45 pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi. Analisis antibiotik pada penelitian ini menggunakan alur Gyssens yang mengacu pada Guideline on Urolgical Infection 2015 dan Panduan Penatalaksanaan Infeksi pada Traktus Genitalis dan Urinarius. Hasil penelitian profil penggunaan antibiotik menunjukkan bahwa total penggunaan antibiotik sebanyak 52 antibiotik dari 45 pasien. Penggunaan antibiotik tunggal sebanyak 44 (84,61%) dengan penggunaan terbanyak adalah seftriakson sebanyak 22 (50%). Penggunaan antibiotik kombinasi sebanyak 8 (15,38%) meliputi kombinasi seftriakson - gentamisin sebanyak 2 (25%), kombinasi seftriakson - levofloksasin sebanyak 1 (12,5%), kombinasi seftriakson - amoksisilin sebanyak 1 (12,5%), kombinasi seftriakson – co amoksiclav sebanyak 1 (12,5%), kombinasi seftriakson - metronidazol sebanyak 2 (25%) dan kombinasi ampisilin/ sulbactam - co-amoksiclav sebanyak 1 (12,5%). Evaluasi antibiotik secara kualitatif berdasarkan alur gyssens menunjukkan bahwa kategori VI (data tidak lengkap) sebanyak 0, kategori V (antibiotik tidak diindikasikan) sebanyak 0, kategori IV A (ada antibiotiklain yang lebih efektif) sebanyak 0, kategori IV B (ada antibiotik alternatif lain yang lebih aman/kurang toksik) sebanyak 2 (3,84%), kategori IV C (ada antibiotik lain yang lebih murah) sebanyak 0, kategori IV D (ada antibiotik lain yang spektrumnya lebih sempit) sebanyak 0, kategori III A (penggunaan antibiotik terlalu lama) sebanyak 0, kategori III B (penggunaan antibiotik terlalu singkat) sebanyak 3 (5,76%), kategori II A (penggunaan antibiotik tidak tepat dosis) sebanyak 10 (19,23%), kategori II B (penggunaan antibitik tidak tepat interval pemberian) sebanyak 1 (1,92%), kategori II C (penggunaan antibiotik tidak tepat cara/rute pemberian) sebanyak 0, kategori I (penggunaan antibiotik tidak tepat waktu) sebanyak 0, kategori 0 (penggunaan antibiotik tepat atau bijak) sebanyak 36 (69,23%).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectEVALUASI ANTIBIOTIKen_US
dc.subjectMETODE GYSSENSen_US
dc.subjectINFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)en_US
dc.titleEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN ALUR GYSSENS PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015en_US
dc.typeThesis SKR FKIK 052en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record