Show simple item record

dc.contributor.advisorSETYANDRIANA, YUNANI
dc.contributor.authorANINDIRA, ARNITA
dc.date.accessioned2017-06-19T06:24:29Z
dc.date.available2017-06-19T06:24:29Z
dc.date.issued2017-02-22
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11209
dc.description.abstractLatar Belakang : Miopia merupakan kelainan refraksi yang disebabkan pertumbuhan bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu cekung. Dewasa ini terjadi peningkatan prevalensi miopia terutama pada anak-anak. Hal tersebut merupakan masalah kesehatan yang penting mengingat 80% informasi selama 12 tahun pertama kehidupan anak didapatkan melalui penglihatan. Adanya keterkaitan antara jalur biologis pengaturan tidur dan pertumbuhan bola mata dapat mempengaruhi refraksi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gangguan tidur dengan terjadinya miopia pada anak. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik crosssectional. Subjek penelitian siswa-siswi SD Muhammadiyah Sagan berusia 8 hingga 12 tahun yang diperiksa status refraksinya.. Kemudian dilakukan pengisian kuisioner Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC) oleh orangtua untuk mengetahui gangguan tidur pada anak. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square dan uji mann-whitney. Hasil : Didapatkan 66 siswa berusia 8 hingga 12 tahun. Dari 66 siswa didapatkan 39 anak mengalami miopia (59,1%). Sedangkan jenis gangguan tidur dengan prevalensi tertinggi yakni hiperhidrosis saat tidur sebesar 44% (39 dari 66 anak). Hasil dari analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan memulai dan mempertahankan tidur dengan terjadinya miopia pada anak (p=0,021). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan somnolen berlebih dengan terjadinya miopia pada anak (p=0,288). Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur malam dan miopia pada anak (p=0,013).en_US
dc.description.sponsorshipLatar Belakang : Miopia merupakan kelainan refraksi yang disebabkan pertumbuhan bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu cekung. Dewasa ini terjadi peningkatan prevalensi miopia terutama pada anak-anak. Hal tersebut merupakan masalah kesehatan yang penting mengingat 80% informasi selama 12 tahun pertama kehidupan anak didapatkan melalui penglihatan. Adanya keterkaitan antara jalur biologis pengaturan tidur dan pertumbuhan bola mata dapat mempengaruhi refraksi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gangguan tidur dengan terjadinya miopia pada anak. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik crosssectional. Subjek penelitian siswa-siswi SD Muhammadiyah Sagan berusia 8 hingga 12 tahun yang diperiksa status refraksinya.. Kemudian dilakukan pengisian kuisioner Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC) oleh orangtua untuk mengetahui gangguan tidur pada anak. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square dan uji mann-whitney. Hasil : Didapatkan 66 siswa berusia 8 hingga 12 tahun. Dari 66 siswa didapatkan 39 anak mengalami miopia (59,1%). Sedangkan jenis gangguan tidur dengan prevalensi tertinggi yakni hiperhidrosis saat tidur sebesar 44% (39 dari 66 anak). Hasil dari analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan memulai dan mempertahankan tidur dengan terjadinya miopia pada anak (p=0,021). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan somnolen berlebih dengan terjadinya miopia pada anak (p=0,288). Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur malam dan miopia pada anak (p=0,013).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectGANGGUAN TIDURen_US
dc.subjectDURASI TIDUR MALAMen_US
dc.subjectMIOPIAen_US
dc.subjectANAKen_US
dc.titleHUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN TERJADINYA MIOPIA PADA ANAKen_US
dc.typeThesis SKR FKIK 054en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record