Show simple item record

dc.contributor.advisorHAPSARI, TWEDIANA BUDI
dc.contributor.authorSURYANDINI, DWI PUTRI
dc.date.accessioned2017-07-04T02:55:34Z
dc.date.available2017-07-04T02:55:34Z
dc.date.issued2017-05-15
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11295
dc.descriptionNew Era became the beginning of mass media freedom to release news. Through mass media, people will easily know the most happening events. Even though recently Indonesia does not legalized LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) behavior, but Indonesia nees to be aware since Classification Guide for Mental Disorder Diagnosis III / PPDGJ III (Panduan Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) states that homosexual and bisexual are coherent with heterosexual. There are still different perceptions among the communities related to LGBT behavior. Through mass media, the community will get information related to this issue at ease. Therefore, the extent of influence and thoughts about LGBT will be widespread rapidly for all communities. This study aims to discover the perception of Dakwatuna and Reformata related to LGBT in Indonesia, and the comparison of both media related to the issues of LGBT during 2016. This study used qualitative method, with Pan and Kosicki framing model analiysis, as well as books about media and communication references, web, or journal. The result of the study showed that Dakwatuna clearly and consistently rejected the LGBT behavior, while Reformata media had differences in perceiving this issue, in which some rejected but others accepted this kind of behavior.en_US
dc.description.abstractOrde Baru menjadi awal kebebasan media massa menyiarkan berita. Melalui media massa masyarakat akan dengan mudah mengetahui peristiwa yang sedang terjadi. Meskipun saat ini Indonesia tidak melegalkan perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender), namun Indonesia tetap harus waspada, mengingat PPDGJ III (Panduan Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) menyatakan homoseks dan biseks setara dengan heteroseksual. Masih terdapat perbedaan pendapat di masyarakat terkait perilaku LGBT. Melalui mediamassa masyarakat akan lebih mudah mendapatkan informasi tersebut. Dengan begitu penyebaran pengaruh dan pemikiran LGBT akan lebih cepat meluas ke seluruh lapisan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Dakwatuna dan Reformata terkait LGBT di Indonesia, dan perbandingan kedua media tersebut terhadap isu–isu LGBT sepanjang tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan analisis framing model Pan dan Kosicki, dengan teknik pengumpul data dari pemberitaan LGBT di Dakwatuna dan Reformata, dan juga dari buku-buku referensi media dan komunikasi, web, atau jurnal. Hasilnya dapat diketahui bahwa media Dakwatuna dengan terang-terangan dan konsisten menunjukkan penolakan terhadap perilaku LGBT, sedangkan media Reformata masih terdapat perbedaan pandangan, ada yang menolak, dan ada juga yang menerima perilaku tersebut.en_US
dc.publisherFAI UMYen_US
dc.subjectframing, media online, ideologi media, LGBT. framing, online media, ideology media, LGBTen_US
dc.titleANALISIS FRAMING MODEL PAN DAN KOSICKI TERHADAP PEMBERITAAN ISU LGBT DI INDONESIA DALAM MEDIA ONLINE DAKWATUNA DAN REFORMATA TAHUN 2016en_US
dc.title.alternative(PERBANDINGAN MEDIA MASSA ONLINE ISLAM DAN NON ISLAM)en_US
dc.typeThesis SKR FAI 119en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record