Show simple item record

dc.contributor.advisorJAZAUL IKHSAN
dc.contributor.advisorPUJI HARSANTO
dc.contributor.authorSASONGKO, DANANG
dc.date.accessioned2017-07-05T07:28:31Z
dc.date.available2017-07-05T07:28:31Z
dc.date.issued2017-05-23
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11375
dc.descriptionErupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 yang lalu adalah letusan terbesar, mengakibatkan aliran lahar dingin dengan membawa volume material yang mencapai 150 juta m3 yang tersebar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Salah satu material yang paling dominan adalah abu vulkanik. Material ini memiliki sifat yang cepat mengeras dan sulit ditembus oleh air, baik dari atas maupun dari bawah permukaan, sehingga menyebabkan peresapan air ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi terganggu. Kapasitas peresapan air ke dalam tanah (kapasitas infiltrasi) menentukan besarnya limpasan permukaan (surface run off), sehingga perlu adanya penelitian untuk mengetahui nilai kadar air, kapadatan tanah lapangan, kapasitas infiltrasi, dan volume total air air setelah terjadinya erupsi (pasca erupsi) Gunung Merapi. Pada kajian ini pemeriksaan kepadatan tanah lapangan menggunakan alat kerucut pasir (sand cone) dan untuk pengambilan sampel tanah menggunakan silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 30 cm. Sedangkan untuk pengukuran laju infiltrasi menggunakan double ring infiltrometer dengan ukuran diameter ring 55 cm dan 30 cm, dengan tinggi 27 cm. Penelitian dilakukan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi DAS Putih. Titik-titik pengujian terbagi menjadi tiga lokasi yaitu KRB I, KRB II, dan KRB III, dalam satu titik dilakukan dua kali pengujian untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Pelaksanaan Penelitian dilakukan secara berkala selama empat hari dan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yaitu pengujian kepadatan tanah, pengambilan sampel tanah, dan laju infiltrasi yang dilakukan di lapangan pada Hari Kamis, 2 Maret 2017 dan Hari Jum”at, 3 Maret 2017. Tahap kedua yaitu pengujian kadar air yang dilakukan di laboratorium yaitu pada Hari Senin dan Selasa, 13-14 Maret 2017. Nilai kadar air pada KRB I sebesar 38,27 %, pada KRB II sebesar 22 %, pada KRB III sebesar 23.66 %. Nilai kepadatan tanah lapangan pada KRB I sebesar 8,82 kN/m3, pada KRB II sebesar 13,59 kN/m3, pada KRB III sebesar 11,84 kN/m3. Nilai kapasitas infiltrasi pada KRB I sebesar 63,356cm/jam, pada KRB II sebesar 3,057 cm/jam, pada KRB III sebesar 27,046 cm/jam. Volume total air infiltrasi area 1m2 pada KRB I sebesar 0,6427 m3, pada KRB II sebesar 0,051 m3, pada KRB III sebesar 0,311 m3. Kata kunci : KRB, kadar air tanah, kepadatan tanah lapangan, kapasitasen_US
dc.description.abstractErupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 yang lalu adalah letusan terbesar, mengakibatkan aliran lahar dingin dengan membawa volume material yang mencapai 150 juta m3 yang tersebar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Salah satu material yang paling dominan adalah abu vulkanik. Material ini memiliki sifat yang cepat mengeras dan sulit ditembus oleh air, baik dari atas maupun dari bawah permukaan, sehingga menyebabkan peresapan air ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi terganggu. Kapasitas peresapan air ke dalam tanah (kapasitas infiltrasi) menentukan besarnya limpasan permukaan (surface run off), sehingga perlu adanya penelitian untuk mengetahui nilai kadar air, kapadatan tanah lapangan, kapasitas infiltrasi, dan volume total air air setelah terjadinya erupsi (pasca erupsi) Gunung Merapi. Pada kajian ini pemeriksaan kepadatan tanah lapangan menggunakan alat kerucut pasir (sand cone) dan untuk pengambilan sampel tanah menggunakan silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 30 cm. Sedangkan untuk pengukuran laju infiltrasi menggunakan double ring infiltrometer dengan ukuran diameter ring 55 cm dan 30 cm, dengan tinggi 27 cm. Penelitian dilakukan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi DAS Putih. Titik-titik pengujian terbagi menjadi tiga lokasi yaitu KRB I, KRB II, dan KRB III, dalam satu titik dilakukan dua kali pengujian untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Pelaksanaan Penelitian dilakukan secara berkala selama empat hari dan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yaitu pengujian kepadatan tanah, pengambilan sampel tanah, dan laju infiltrasi yang dilakukan di lapangan pada Hari Kamis, 2 Maret 2017 dan Hari Jum”at, 3 Maret 2017. Tahap kedua yaitu pengujian kadar air yang dilakukan di laboratorium yaitu pada Hari Senin dan Selasa, 13-14 Maret 2017. Nilai kadar air pada KRB I sebesar 38,27 %, pada KRB II sebesar 22 %, pada KRB III sebesar 23.66 %. Nilai kepadatan tanah lapangan pada KRB I sebesar 8,82 kN/m3, pada KRB II sebesar 13,59 kN/m3, pada KRB III sebesar 11,84 kN/m3. Nilai kapasitas infiltrasi pada KRB I sebesar 63,356cm/jam, pada KRB II sebesar 3,057 cm/jam, pada KRB III sebesar 27,046 cm/jam. Volume total air infiltrasi area 1m2 pada KRB I sebesar 0,6427 m3, pada KRB II sebesar 0,051 m3, pada KRB III sebesar 0,311 m3. Kata kunci : KRB, kadar air tanah, kepadatan tanah lapangan, kapasitasen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectKRB, kadar air tanah, kepadatan tanah lapangan, kapasitas infiltrasi, volume total air infiltrasien_US
dc.titleSTUDI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN RAWAN BENCANA DAS PUTIH PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 (STUDI KASUS KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG MERAPI DI DAS PUTIH)en_US
dc.typeThesis SKR F T 465en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record