Show simple item record

dc.contributor.advisorPERMATASARI, ANE
dc.contributor.authorALFIYANTI, FITRI
dc.date.accessioned2017-07-25T06:15:03Z
dc.date.available2017-07-25T06:15:03Z
dc.date.issued2017-05-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11842
dc.descriptionKekerasan perempuan dan anak di kota Tegal marak terjadi. isu yang sering terjadi ialah kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Keberhasilan penghapusan kekerasan ini tidak luput dari kepedulian seorang pemimpin di suatu daerah untuk mengupayakan pencegahan terhadap tindak kekerasan perempuan dan anak. Dalam hal ini penulis mengambil studi kasus di daerah Kota Tegal, yang dipimpin oleh walikota Perempuan pertama yang pernah ada di Kota Tegal. Yaitu ibu Hj. Siti Masitha Soeparno. Upaya pencegahan serta penanganan dilakukan oleh Pemerintah Kota Tegal melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) yang mempunyai unit Kerja fungsional berupa Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) PUSPA. Penulis ingin mengetahui bagaimana kepedulian pemimpin perempuan dalam menangani kasus kekerasan perempuan dan anak yang ada di Kota Tegal. Dengan menggunakan analisis kepemimpinan Sifat serta komitmen kepedulian pemimimpin. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori kepemimpinan Sifat yang mempunyai karakterisitik : memiliki pengetahuan yang luas, memiliki sifat keteladanan, memiliki sikap Antisipatif, memiliki sifat keberanian, memiliki sifat kesediaan, memiliki sifat ketegasan. Kemudian teori komiten kepedulian pemimpin, yang mempunyai indikator : 1. Menciptakan kebersamaan, 2. Menciptakan Peluang Interaksi, 3. Menciptakan Keterbukaan, 4. Tidak terpaku kegagalan masa lampau, 5. Melibatkan pihak lain dalam setiap proses. Dengan demikian dapat diketahui sifat walikota Tegal dalam menghadapi permasalahan kekerasan perempuan dan anak. Hasil penelitan menunjukkan bahwa setelah dilakukan upaya pencegahan serta penanganan, angka kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang ada di Kota Tegal dari tahun 2014-2015 mengalami penurunan. Dikarenakan masyarakat memiliki kesadaran akan proteksi dini terhadap tindak kekerasan yang mungkin mengancam keluarga. Namun, masih memiliki kendala yaitu belum adanya peraturan walikota yang mengatur tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. sehingga dalam penanganan pelaku kekerasan masih belum terlaksana dengan baik. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh walikota Tegal dalam mengupayakan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak dinilai cukup baik, dilihat dari angka menurunnya kasus dan korban kekerasan. Namun, dalam penanganan masih belum maksimal, disebabkan kendala sarana dan prasarana masih kurang memadai. serta perlu dibentuk peraturan walikota yang mengatur tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. agar mempunyai payung hukum yang kuat dalam menangani masalah tersebut.en_US
dc.description.abstractKekerasan perempuan dan anak di kota Tegal marak terjadi. isu yang sering terjadi ialah kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Keberhasilan penghapusan kekerasan ini tidak luput dari kepedulian seorang pemimpin di suatu daerah untuk mengupayakan pencegahan terhadap tindak kekerasan perempuan dan anak. Dalam hal ini penulis mengambil studi kasus di daerah Kota Tegal, yang dipimpin oleh walikota Perempuan pertama yang pernah ada di Kota Tegal. Yaitu ibu Hj. Siti Masitha Soeparno. Upaya pencegahan serta penanganan dilakukan oleh Pemerintah Kota Tegal melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) yang mempunyai unit Kerja fungsional berupa Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) PUSPA. Penulis ingin mengetahui bagaimana kepedulian pemimpin perempuan dalam menangani kasus kekerasan perempuan dan anak yang ada di Kota Tegal. Dengan menggunakan analisis kepemimpinan Sifat serta komitmen kepedulian pemimimpin. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori kepemimpinan Sifat yang mempunyai karakterisitik : memiliki pengetahuan yang luas, memiliki sifat keteladanan, memiliki sikap Antisipatif, memiliki sifat keberanian, memiliki sifat kesediaan, memiliki sifat ketegasan. Kemudian teori komiten kepedulian pemimpin, yang mempunyai indikator : 1. Menciptakan kebersamaan, 2. Menciptakan Peluang Interaksi, 3. Menciptakan Keterbukaan, 4. Tidak terpaku kegagalan masa lampau, 5. Melibatkan pihak lain dalam setiap proses. Dengan demikian dapat diketahui sifat walikota Tegal dalam menghadapi permasalahan kekerasan perempuan dan anak. Hasil penelitan menunjukkan bahwa setelah dilakukan upaya pencegahan serta penanganan, angka kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang ada di Kota Tegal dari tahun 2014-2015 mengalami penurunan. Dikarenakan masyarakat memiliki kesadaran akan proteksi dini terhadap tindak kekerasan yang mungkin mengancam keluarga. Namun, masih memiliki kendala yaitu belum adanya peraturan walikota yang mengatur tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. sehingga dalam penanganan pelaku kekerasan masih belum terlaksana dengan baik. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh walikota Tegal dalam mengupayakan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak dinilai cukup baik, dilihat dari angka menurunnya kasus dan korban kekerasan. Namun, dalam penanganan masih belum maksimal, disebabkan kendala sarana dan prasarana masih kurang memadai. serta perlu dibentuk peraturan walikota yang mengatur tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. agar mempunyai payung hukum yang kuat dalam menangani masalah tersebut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFISIPOL UMYen_US
dc.subjectKEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAKen_US
dc.subjectPEMIMPIN PEREMPUANen_US
dc.titleKEPEDULIAN PEMIMPIN PEREMPUAN PADA PERMASALAHAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (STUDI KASUS : KEPEMIMPINAN WALIKOTA TEGAL TAHUN 2014-2015)en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 029en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record