Show simple item record

dc.contributor.advisorIKLILUDDIN, AHMAD
dc.contributor.authorPRAHANTYO, RIDHAM ISMU
dc.date.accessioned2017-07-26T07:46:06Z
dc.date.available2017-07-26T07:46:06Z
dc.date.issued2017-02-25
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11955
dc.descriptionBackground: Eye refractive error is a state where the shadow is not formed on the retina but on the front side or back side of macula lutea and not located at one point. Refractive Anomaly is one of easily detected, cured, and evaluated with glasses cause of blindness. Around 10% of children (age 5-19) suffer eye refractive error, meanwhile the number of glasses usage is still low around 12.5% from what it needs. Objective: The objective was to determine the relation between myopia and academic achievement by comparing academic achievement of a child with myopia and emetropic child. Method: Observational analytic with cross sectional method Results: Subject of this research is 77 children from SD Muhammadiyah Sagan ranged between class 3 up to class 6 divided into emetropia group and myopia group. The result show that emetropic children have higher academic achievement than myopic children. However, from unpaired T test show that there was no significant association for academic achievement between myopic children and emetropic children (P = 0.147). Result show that children with corrected myopia have higher academic achievement than children with uncorrected myopia. However, from unpaired T test show that there was no significant association for academic achievement between myopic children with corrected vision and without (P = 0.266). Conclusion: There was no significant difference of academic achievement between child with myopia and emetropic child, however researcher suggest for further investigation of the relation with adding books read per week on to account.en_US
dc.description.abstractLatar Belakang: Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina tetapi di bagian depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab kebutaan yang mudah dideteksi, diobati dan dievaluasi dengan pemberian kacamata. Sekitar 10% dari anak usia sekolah (5-19 tahun) menderita kelainan refraksi sedangkan angka pemakaian kacamata koreksi sampai saat ini masih rendah yaitu 12.5%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan miopia terhadap prestasi akademik dengan membandingkan nilai prestasi anak yang menderita miopia dan anak yang tidak menderita miopia Metode: Observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional Hasil: Subjek penelitian ini adalah 77 anak SD muhammadiyah sagan kelas 3 sampai kelas 6 yang dibagi menjadi kelompok emetrop dan kelompok miopia. Hasil penelitian menunjukkan nilai raport anak emetrop lebih baik dibandingkan anak miopia. Namun, hasil analisis uji T tidak berpasangan menunjukkan tidak didapatkan hubungan secara signifikan untuk prestasi belajar antara anak miopia dengan anak tidak miopia (P = 0.147). Hasil penelitian menunjukkan nilai anak miopia terkoreksi lebih tinggi dibandingkan anak miopia tidak terkoreksi. Namun, hasil analisis uji T tidak berpasangan menunjukkan tidak didapatkan hubungan secara signifikan untuk prestasi belajar antara anak miopia terkoreksi dan tidak terkoreksi (P = 0.266). Kesimpulan: Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa antara prestasi akademik dan miopia tidak berhubungan secara signifikan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menghitung jumlah buku yang dibaca anak setiap harinya.en_US
dc.publisherFKIK UMYen_US
dc.subjectMiopia – Prestasi – Anak – Nilai. myopia – achievement – child – score gradeen_US
dc.titleHUBUNGAN MIOPIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH DASARen_US
dc.typeThesis SKR FKIK 154en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record