Show simple item record

dc.contributor.authorANNISA, FIRLY
dc.date.accessioned2017-07-27T08:54:50Z
dc.date.available2017-07-27T08:54:50Z
dc.date.issued2017-06-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12023
dc.description.abstractAwal puasa Ramadan tahun ini dimulai secara bersamaan antara pemerintah dan ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Tanpa gegap gempita, apalagi kegaduhan, yang seringkali mengawali beberapa puasa Ramadan beberapa waktu yang lalu. Kementerian agama menetapkan rukyat-hisab sebagai metode untuk menentukan awal puasa Ramadan. Tidak sekadar rukyat yang digunakan untuk menentukan awal Ramadan seperti lazimnya. Namun menggunakan dua metode secara bersamaan, rukyat dan juga hisab secara bersamaan, yang selama ini jarang sekali digunakan. Persatuan diantara ormas Islam, khususnya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam menyikapi beberapa hal dalam persoalan keagamaan telah dinanti oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Terlebih pada penentuan awal dan akhir Ramadan ini menjadi sangat krusial bagi umat Muslim. Kerapkali perbedaan itu bukan mendatangkan rahmat, meskipun sering dikatakan perbedaan diantara umatku itu merupakan rahmat. Awal bulan Ramadan tahun 1438 H atau 27 Mei 2017 dapat berlangsung secara berbarengan, yang berdampak semakin khusyuknya umat Muslim menyambut ibadah puasa Ramadan.  Hal-hal kecil namun berdampak luas ini, jika dipikirkan oleh para elit ormas Islam dengan mengedepankan kebersamaan masyarakat, tentu akan lebih baik jika dapat dilakukan.en_US
dc.description.sponsorshipUMYen_US
dc.publisherBernas Jogjaen_US
dc.subjectRamadan, Persatuan Bangsa, Kebhinekaanen_US
dc.titleRAMADAN DAN PERSATUAN BANGSAen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record