Show simple item record

dc.contributor.advisorHABIB, INAYATI
dc.contributor.authorROSAMANILLAH, MUHAMMAD
dc.date.accessioned2017-07-29T01:43:12Z
dc.date.available2017-07-29T01:43:12Z
dc.date.issued2017-02-18
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12112
dc.descriptionLatar Belakang: Rumah sakit memiliki peran penting dalam mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi. Angka kejadian infeksi di rumah sakit berkisar antara 3,3% - 9,2%. Angka tersebut terus meningkat hingga 40% di Benua Asia. Penelitian yang pernah dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama perawatan. Pasien yang menjalani perawatan di kelas III lebih berisiko terkena infeksi nosokomial sebesar 1,12 kali bila dibandingkan dengan pasien yang menjalani perawatan di kelas I dan II. Hand hygiene merupakan ukuran yang paling penting dalam tindakan pencegahan infeksi nosokomial karena lebih efektif dan rendah biaya, serta diperkirakan dengan melaksanakan hand hygiene dapat menanggulangi penyebaran infeksi nosokomial hingga 50%. Studi ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas antiseptik yang ditempatkan di berbagai zona risiko infeksi yang ada di rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross-Sectional terhadap 4 antiseptik yang ditempatkan pada zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi), zona risiko sedang infeksi (bangsal penyakit tidak menular), zona risiko tinggi infeksi (UGD), dan zona risiko sangat tinggi infeksi (ICU) dengan menggunakan uji koefisien fenol. Analisis data yang digunakan dengan uji univariant dan uji multivariat menggunakan One Way ANOVA untuk mengetahui perbandingan nilai koefisien fenol dari setiap antiseptik. Hasil: Hasil dari penelitian ini didapatkan koefisien fenol pada zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi) sebesar 1,25, zona risiko sedang infeksi (bangsal penyakit tidak menular) sebesar 1,15, zona risiko tinggi infeksi (UGD) sebesar 0,95, dan zona risiko sangat tinggi infeksi (ICU) sebesar 0,85. Kesimpulan: Terdapat perbedaan efektivitas antiseptik menurut penempatannya di rumah sakit berdasarkan koefisien fenol, dengan nilai koefisien fenol antiseptik yang ditempatkan pada zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi) lebih besar dibandingkan koefisien fenol antiseptik yang ditempatkan pada zona risiko infeksi lainnya.en_US
dc.description.abstractLatar Belakang: Rumah sakit memiliki peran penting dalam mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi. Angka kejadian infeksi di rumah sakit berkisar antara 3,3% - 9,2%. Angka tersebut terus meningkat hingga 40% di Benua Asia. Penelitian yang pernah dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama perawatan. Pasien yang menjalani perawatan di kelas III lebih berisiko terkena infeksi nosokomial sebesar 1,12 kali bila dibandingkan dengan pasien yang menjalani perawatan di kelas I dan II. Hand hygiene merupakan ukuran yang paling penting dalam tindakan pencegahan infeksi nosokomial karena lebih efektif dan rendah biaya, serta diperkirakan dengan melaksanakan hand hygiene dapat menanggulangi penyebaran infeksi nosokomial hingga 50%. Studi ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas antiseptik yang ditempatkan di berbagai zona risiko infeksi yang ada di rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross-Sectional terhadap 4 antiseptik yang ditempatkan pada zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi), zona risiko sedang infeksi (bangsal penyakit tidak menular), zona risiko tinggi infeksi (UGD), dan zona risiko sangat tinggi infeksi (ICU) dengan menggunakan uji koefisien fenol. Analisis data yang digunakan dengan uji univariant dan uji multivariat menggunakan One Way ANOVA untuk mengetahui perbandingan nilai koefisien fenol dari setiap antiseptik. Hasil: Hasil dari penelitian ini didapatkan koefisien fenol pada zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi) sebesar 1,25, zona risiko sedang infeksi (bangsal penyakit tidak menular) sebesar 1,15, zona risiko tinggi infeksi (UGD) sebesar 0,95, dan zona risiko sangat tinggi infeksi (ICU) sebesar 0,85. Kesimpulan: Terdapat perbedaan efektivitas antiseptik menurut penempatannya di rumah sakit berdasarkan koefisien fenol, dengan nilai koefisien fenol antiseptik yang ditempatkan pada zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi) lebih besar dibandingkan koefisien fenol antiseptik yang ditempatkan pada zona risiko infeksi lainnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFKIK UMYen_US
dc.subjectAntiseptik, Zona risiko infeksi, Koefisien fenolen_US
dc.titlePERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTISEPTIK BERDASARKAN KOEFISIEN FENOL MENURUT PENEMPATAN DI RSUD KOTA YOGYAKARTAen_US
dc.typeThesis SKR FKIK 038en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record