dc.description | A. Syarat-syarat khutbah sebagaimana pendapat para ulama adalah: 1) Khatib berdiri di hadapan orang banyak, (2) Khutbah dilaksanakan dua kali setelah tergelincir matahari dengan ringan (pendek) dari bacaan shalat. (3) Khutbah jumat disunahkan membaca puji (tahmid) kepada Allah SWT, shalawat kepada Nabi SAW, perintah (wasiat) takwa, berdoa dengan memohon ampunan kepada Allah, dan membaca ayat al-Qur’an. (4)Khutbah jum’at dilaksanakan di dalam masjid, jika dilaksanakan di luar masjid maka tidak sah karena khutbah jum’at pelaksanaannya seperti shalat. (5) Khutbah jum’at dilaksanakan sebelum salat dan jika dilaksanakn setelah salat maka tidak sah. 6) Khutbah jum’at dihadiri oleh jama’ah jum’at. (7) Khutbah jum’at dilaksanakan dengang suara nyaring bisa dengan bahasa Arab atau bahasa selainnya. (8)Duduk di antara dua khutbah dengan tenang seperti duduk antara dua sujud seukuran bacaan surat al-Ikhlas. (9) Khutbah dilakukan dalam keadaan suci dari hadas besar dan hadas kecil, badan, pakaian beserta tempatnya dan menutup aurat.
Rukun atau wajib khutbah jum’at menurut mazhab syafi’I sebagai berikut: 1) Membaca tahmid (al-Hamdulillah), (2) Bershalawat kepada Nabi SAW. (3) Wasiat takwa, (4) Membaca ayat al-Qur’an yang bisa difahami dari salat satu dua khutbah. (5) Berdoa kepada orang-orang mukmin mengenai urusan akhirat.
Sunnah khutbah jum’at adalah sebagai berikut: 1) Khutbah dilaksanakan dalam keadaan cuci dan menutup Aurat berdapat pendapat jumhur ulama. (2) Khutbah dilakukan di atas mimbar sebagaimana kesepakatan ulama dan sunnah Nabi SAW. (3) Khatib duduk di atas mimbar sebelum dimulai khutbah jum’at. (4) Khatib berdiri menghadap orang banyak tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri berdasarkan kesepakatan ulama. (5) Mengucapkan salam kepada orang banyak. (6) Dikumandangkan adzan oleh seorang muadzin, (7) Dimulai dengan tahmid, syahadat, shalawat kepada Nabi SAW, nasehat dan peringatan, membaca ayat al-Qur’an, dua kali khutbah, duduk di antara dua khutbah, dan mengulangi bacaan tahmid, dan shalawat kepada Nabi SAW pada khutbah yang kedua, dan mendo’akan kepada orang-orang yang beriman. (8) Memperdengarkan khutbah pada suatu kaum dan mengeraskan suaranya, (9) Khatib meringkas dua khutbah, yakni khutbah kedua lebih pendek daripada khutbah pertama. (10) Para jama’ah jum’at diam pada saat khatib sedang khutbah. (11) Para jama’ah yang masuk masjid, hendaklah melakukan Tahiyat al-Masjid dua rakaat pada saat imam sedang khutbah. (12) Imam atau khatib turun dari mimbar. | en_US |