Show simple item record

dc.contributor.advisorJUNAEDI, FAJAR
dc.contributor.authorANGGORO, MUHAMMAD UNGGUL SUCI
dc.date.accessioned2017-07-31T02:29:33Z
dc.date.available2017-07-31T02:29:33Z
dc.date.issued2017-04-27
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12227
dc.descriptionPenelitian ini mengungkap wacana gubernur ideal untuk Jakarta yang diangkat oleh Mata Najwa menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017 yakni episode ‘Petarung Ibu Kota’, ‘Merayu Jakarta’, dan ‘Bertaruh di Jakarta’. Ketiga episode tersebut ditayangkan sebelum resminya penetapan pasangan dan dimulainya kampanye, akan tetapi sudah terlihat pembahasan yang menyinggung kriteria gubernur ideal untuk Jakarta yang disematkan terhadap masing-masing pihak dengan nada negatif maupun positif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menjabarkan hasil analisis mendalam. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis wacana model Teun A Van Dijk yang menganalisis wacana dalam dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang merupakan sumber terbentuknya wacana. Data primer diperoleh dengan cara melakukan transkripsi percakapan dalam talkshow secara detil dan dipilih sesuai dengan wacana gubernur ideal untuk Jakarta. Mata Najwa menggambarkan gubernur ideal untuk Jakarta sebagai sosok yang harus memiliki dukungan kuat, solid, dan matang dari partai politik, yang mana itu juga merupakan indikator dari kualitas yang dimiliki sosok tersebut. Wacana Gubernur ideal dikonstruksi hanya dapat terwujud dari sosok berplatform dan rekam jejak yang baik. Wacana digulirkan Mata Najwa hanya untuk merujuk sosok Basuki T P yang mana memiliki platform yang jelas dan koheren dengan rekam jejak serta kapabilitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta sehingga masyarakat memilihnya tidak memandang etnis ataupun agama.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini mengungkap wacana gubernur ideal untuk Jakarta yang diangkat oleh Mata Najwa menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017 yakni episode ‘Petarung Ibu Kota’, ‘Merayu Jakarta’, dan ‘Bertaruh di Jakarta’. Ketiga episode tersebut ditayangkan sebelum resminya penetapan pasangan dan dimulainya kampanye, akan tetapi sudah terlihat pembahasan yang menyinggung kriteria gubernur ideal untuk Jakarta yang disematkan terhadap masing-masing pihak dengan nada negatif maupun positif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menjabarkan hasil analisis mendalam. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis wacana model Teun A Van Dijk yang menganalisis wacana dalam dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang merupakan sumber terbentuknya wacana. Data primer diperoleh dengan cara melakukan transkripsi percakapan dalam talkshow secara detil dan dipilih sesuai dengan wacana gubernur ideal untuk Jakarta. Mata Najwa menggambarkan gubernur ideal untuk Jakarta sebagai sosok yang harus memiliki dukungan kuat, solid, dan matang dari partai politik, yang mana itu juga merupakan indikator dari kualitas yang dimiliki sosok tersebut. Wacana Gubernur ideal dikonstruksi hanya dapat terwujud dari sosok berplatform dan rekam jejak yang baik. Wacana digulirkan Mata Najwa hanya untuk merujuk sosok Basuki T P yang mana memiliki platform yang jelas dan koheren dengan rekam jejak serta kapabilitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta sehingga masyarakat memilihnya tidak memandang etnis ataupun agama.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFISIPOL UMYen_US
dc.subjectGubernur Ideal, Talkshow, Mata Najwa, Anlisis Wacana Kritis, Televisi, Pilkada DKI Jakarta 2017.en_US
dc.titleMENAKAR MATA NAJWA ANALISIS WACANA KRITIS GUBERNUR IDEAL UNTUK JAKARTA DALAM TALKSHOW MATA NAJWA MENJELANG PILKADA DKI JAKARTA 2017en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 284en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record