dc.description.abstract | Prevalensi lansia meningkat setiap tahun. Menurut data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi dengan sebaran lansia tertinggi di Indonesia. Jaminan kesejahteraan lansia tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. Di antara bentuk jaminan kesejahteraan yang dicanangkan pemerintah terhadap lansia yakni adanya panti werdha. Panti werdha seharusnya diperuntukkan bagi lansia yang benar-benar telantar dan tidak memiliki sanak famili yang sanggup merawatnya. Senyatanya, lansia yang masih memiliki keluarga, khususnya anak yang mampu untuk merawatnya secara layak justru menitipkan orangtua mereka di panti werdha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan lansia muslim dan nonmuslim di BPSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur mengenai birrul walidain dan kebahagiaan serta hubungan antara birrul walidain dan kebahagiaan bagi lansia. Adapun pendekatan yang digunakan yakni pendekatan kualitatif berupa studi kasus dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, perbincangan (daily course method), dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu lansia muslim dan nonmuslim di BPSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur memandang sikap dan perilaku birrul walidain wajib dilakukan seorang anak kepada orangtua karena orangtua telah merawat anak sejak kecil serta diperintahkan oleh agama. Selanjutnya, lansia memandang kebahagiaan sebagai terpenuhinya keinginan yang diharapkan, seperti tercukupinya kebutuhan, sehat dan bisa bekerja, memiliki keturunan, dan lain-lain. Adapun antara sikap dan perilaku birrul walidain yang diterima orangtua dari anak ini memiliki keterkaitan dengan kebahagiaan lansia yang tinggal di BPSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. | en_US |