Show simple item record

dc.contributor.advisorSOEBANDONO, BAGUS
dc.contributor.authorERPANDI, ERPANDI
dc.date.accessioned2017-08-02T03:29:18Z
dc.date.available2017-08-02T03:29:18Z
dc.date.issued2017-05-29
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12381
dc.descriptionPerkembangan kemajuan bidang industri konstruksi di Indonesia meningkat cukup pesat. Beton merupakan bahan material yang paling banyak digunakan dalam industri konstruksi untuk membuat bangunan, jembatan dan jenis struktur lainnya. Keunggulan beton diantaranya memiliki kuat tekan yang tinggi dan tahan terhadap suhu yang tinggi. Disamping itu beton juga memiliki kelemahan yaitu bersifat getas dan memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah terjadi keretakan pada beton. Material yang sangat banyak digunakan pada saat ini adalah beton, sehingga beton mendapat tempat khusus dalam dunia konstruksi, perkembangan inovasi teknologinya pun berjalan sangat cepat. Beton adalah salah satu struktur yang terus berkembang dengan selalu adanya inovasi penggunaan material baru, salah satu inovasi dengan menggunakan self healing concrete. Metode self healing concrete yang dilakukan dengan bantuan campuran berbagai jenis bakteri. Penelitian ini mencoba mengaplikasikan suatu jenis spesies dari bakteri Bacillus yaitu bakteri Bacillus Sp sebagai agen pemulihan diri secara mandiri dengan takaran cairan bakteri yang berbeda–beda sehingga dapat membantu menutupnya keretakan pada balok beton bertulang dengan bentuk persegi panjang yang di buat berukuran 150 x 150 x 600 mm dengan durasi umur yang berbeda–beda, konsepnya adalah ketika terjadi keretakan pada permukaan balok, maka bakteri jenis Bacillus Sp diinjeksi pada beton. Kemudian, dilakukan pembebanan dua titik dan diamati agar diperoleh perbandingan nilai kuat lentur maksimal dari beton yang menggunakan bakteri dengan beton tanpa bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh bakteri Bacillus Sp terhadap beton mampu meningkatan kekuatan lentur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan beton tanpa bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat lentur beton normal yaitu 7,7 MPa, sedangkan kuat lentur rata-rata balok beton yang menggunakan bakteri Bacillus Sp dengan umur 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari berurutan adalah 8,96 MPa, 11,62 MPa, 10,85 MPa, 13,15 MPa. Sementara itu, persentase perbandingan kekuatan lentur beton yang berumur 28 hari antara beton normal dan beton bakteri yaitu sebesar 71 % dan pola keruntuhan balok beton normal dan balok beton bakteri yang terjadi merupakan retak lentur pada saat kondisi beban maksimum. Hal ini disebabkan karena terjadi retak pada posisi tengah bentang balok.en_US
dc.description.abstractPerkembangan kemajuan bidang industri konstruksi di Indonesia meningkat cukup pesat. Beton merupakan bahan material yang paling banyak digunakan dalam industri konstruksi untuk membuat bangunan, jembatan dan jenis struktur lainnya. Keunggulan beton diantaranya memiliki kuat tekan yang tinggi dan tahan terhadap suhu yang tinggi. Disamping itu beton juga memiliki kelemahan yaitu bersifat getas dan memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah terjadi keretakan pada beton. Material yang sangat banyak digunakan pada saat ini adalah beton, sehingga beton mendapat tempat khusus dalam dunia konstruksi, perkembangan inovasi teknologinya pun berjalan sangat cepat. Beton adalah salah satu struktur yang terus berkembang dengan selalu adanya inovasi penggunaan material baru, salah satu inovasi dengan menggunakan self healing concrete. Metode self healing concrete yang dilakukan dengan bantuan campuran berbagai jenis bakteri. Penelitian ini mencoba mengaplikasikan suatu jenis spesies dari bakteri Bacillus yaitu bakteri Bacillus Sp sebagai agen pemulihan diri secara mandiri dengan takaran cairan bakteri yang berbeda–beda sehingga dapat membantu menutupnya keretakan pada balok beton bertulang dengan bentuk persegi panjang yang di buat berukuran 150 x 150 x 600 mm dengan durasi umur yang berbeda–beda, konsepnya adalah ketika terjadi keretakan pada permukaan balok, maka bakteri jenis Bacillus Sp diinjeksi pada beton. Kemudian, dilakukan pembebanan dua titik dan diamati agar diperoleh perbandingan nilai kuat lentur maksimal dari beton yang menggunakan bakteri dengan beton tanpa bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh bakteri Bacillus Sp terhadap beton mampu meningkatan kekuatan lentur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan beton tanpa bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat lentur beton normal yaitu 7,7 MPa, sedangkan kuat lentur rata-rata balok beton yang menggunakan bakteri Bacillus Sp dengan umur 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari berurutan adalah 8,96 MPa, 11,62 MPa, 10,85 MPa, 13,15 MPa. Sementara itu, persentase perbandingan kekuatan lentur beton yang berumur 28 hari antara beton normal dan beton bakteri yaitu sebesar 71 % dan pola keruntuhan balok beton normal dan balok beton bakteri yang terjadi merupakan retak lentur pada saat kondisi beban maksimum. Hal ini disebabkan karena terjadi retak pada posisi tengah bentang balok.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFAKULTAS TEKNIK UMYen_US
dc.subjectBetonen_US
dc.subjectSelf Healing Concreteen_US
dc.subjectBacillus Spen_US
dc.subjectKuat lentur.en_US
dc.titlePENGARUH KUAT LENTUR BALOK SELF HEALING CONCRETE DENGAN BAKTERI BACILLUS SP TERHADAP VARIASI UMUR BETONen_US
dc.typeThesis SKR F T 296en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record