dc.contributor.advisor | | |
dc.contributor.author | UPAHITA, SANKA DIPTA | |
dc.date.accessioned | 2017-08-08T07:04:08Z | |
dc.date.available | 2017-08-08T07:04:08Z | |
dc.date.issued | 2017-06-14 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12591 | |
dc.description | The use of chemical insecticides is still a mainstay in preventing the
spread of DHF in endemic areas although in some places have found the presence
of Aedes aegypti resistance to insecticide that used. Gamping is one of endemic
areas in Sleman District with high number of cases. Research purposes are to see
mosquito resistance and its relationship with incidence of DHF
This research is non experimental with cross sectional design. Incidences
of DHF in 2008-2014 was obtained from Sleman District Health Office’s which
then divided into low, moderate and high category. Aedes aegypti resistances
were obtained by doing biochemical resistance test to larvae of Aedes aegypti
from 30 randomly selected villages. Aedes aegypti resistances were divided into
susceptible, low resistant, moderate resistant, and high resistant category.
The research result show that from 30 villages, incidences of DHF in
2008-2014 with low category is 53,3% , moderate category is 26,7% and high
category is 20%.Biochemical resistance test shows 13,3% include to susceptible
category, 10% include to low resistant, 46,7% include to moderate resistant, and
30% include to high resistant. Kendall Tau-bCorrelation test shows p value is
0,038 and Correlation Coefficient is 0,344. This show that there is relationship or
correlation with weak correlation strength and same direction between Aedes
aegypti resistance with incidence of DHF in Gamping, Sleman, Yogyakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Penggunaan insektisida kimiawi masih menjadi andalan dalam mencegah
penyebaran DBD di daerah endemic DBD meskipun pada beberapa tempat sudah
ditemukan adanya resistensi Aedes aegypti terhadap insektisida yang digunakan.
Gamping merupakan salah satu daerah endemik di Kabupaten Sleman dengan
jumlah kasus yang tinggi. Tujuan peneliatian ini adalah untuk melihat adanya
resistensi nyamuk terhadap malathion dan hubungannya dengan kejadian DBD.
Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan desain cross-sectional.
Kejadian DBD tahun 2008-2014 didapatkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman yang kemudian dibagi menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi.
Resistensi Aedes aegypti didapatkan dari hasil uji resistensi biokimia
menggunakan larva Aedes aegypti dari 30 pedukuhan yang dipilih secara acak.
Resistensi Aedes aegypti dibagi menjadi kategori rentan, resisten rendah, resisten
sedang, dan resiten tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 pedukuhan, kejadian DBD tahun
2008-2014 dengan kategori rendah 53,3%, sedang 26,7%, dan tinggi 20%. Uji
resistensi biokimia menunjukkan 13,3% termasuk kategori rentan, 10% resisten
rendah, 46,7% resisten sedang, dan 30% resisten tinggi. Uji korelasiKendall Tau-b
menunjukkan p value 0, 038 dengan Correlation Coefficient sebesar 0,344.Hal
inimenunjukkan ada hubungan atau korelasi dengan kekuatan korelasi yang lemah
dan searah antara tingkat resistensi Aedes aegypti dengan kejadian DBD di
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. | en_US |
dc.publisher | FKIK UMY | en_US |
dc.subject | Demam Berdarah Dengue, DBD, Resistensi Aedes aegypti. Dengue Hemorrhagic Fever, DHF, Aedes aegypti Resistance | en_US |
dc.title | HUBUNGAN RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti TERHADAP MALATHION DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
078 | en_US |