dc.contributor.advisor | JUNAEDI, FAJAR | |
dc.contributor.author | MUSHOFA, FATHAN JAUHAR | |
dc.date.accessioned | 2017-08-15T03:40:59Z | |
dc.date.available | 2017-08-15T03:40:59Z | |
dc.date.issued | 2017-07-27 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/12903 | |
dc.description | This thesis discusses about Audience Reception to the Perpetrator in Documentary Movie Jagal (The Act of Killing) based on Front Mahasiswa Nasional (FMN), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) and Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) as the informants. This documentary movie tells about Anwar Congo, a member of jagal or slaughterer of PKI massacre in 1965 who willingly acts out how he did the slaughter. This thesis applies reception analysis using Stuart Hall’s encoding-decoding covering dominant (hegemonic reading), negotiated reading and opposition position. The result of this research finds that the perceptions of FMN, IMM, and PEMBEBASAN to the documentary movie Jagal (The Act of Killing) are first, audience reception to Anwar Congo character and Pemuda Pancasila (the youth of Pancasila) that is violent in the movie. Second, the motivation of Anwar Congo and Pemuda Pancasila in the movie. Third, the act of Anwar Congo’s repentance in the movie. This research shows that the three organizations fall under two positions that are dominant (hegemonic reading) which means agreeing or having no other opinion on what’s given in the movie and also negotiated reading in which the informants mostly give agreement with other point of view on that is being watched. The six respondents did not show any reception to the opposition position. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini membahas mengenai bagaimana Penerimaan Penonton terhadap Pelaku Kekerasan dalam Film Dokumenter Jagal (The Act of Killing) dari pemaknaan informan organisasi gerakan mahasiswa Front Mahasiswa Nasional (FMN), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN). Film dokumenter ini bercerita tentang seorang sosok Anwar Congo, yaitu seorang Jagal pembantaian anggota PKI pada tahun 1965, yang memperagakan secara sukarela bagaimana pembunuhan waktu itu terjadi. Penelitian ini mengunakan kajian khalayak atau metode reception analysis model Stuart Hall encoding–decoding, yang meliputi Dominant (Hegemonic Reading), negotiated reading dan opposition position. Hasil dalam penelitian ini menunjukan penerimaan penonton FMN, IMM dan PEMBEBASAN dalam film dokumenter Jagal (The Act of Killing)yang meliputi;Pertama, penerimaan penonton terhadap karakter Anwar Congo dan Pemuda Pancasila sebagai Jagal yang kejam dalam film.Kedua, Motivasi Anwar Congo dan Pemuda Pancasila dalam film. Dan Ketiga, adegan penyesalan Anwar Congo dalam Film.Penelitian ini menunjukan bahwa, Ketiga organisasi tersebut hanya menduduki dua posisi yaitu Dominant (Hegemonic Reading)yang berarti setuju atau tidak mempunyai pendapat lain tentang apa yang ditampilkan dalam film dan juag menduduki posisi negotiated reading, dimana posisi ini informan lebih banyak setuju akan tetapi mempunyai pandangan lain tentang apa yang ditontonnya, dan keenam informansama sekali tidak menunjukan penerimaan dalam posisiopposition position | en_US |
dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
dc.subject | Penerimaan penonton, Pelaku kekerasan, dan Film dokumenter. audience reception, violence perpetrator, documentary movie | en_US |
dc.title | RESEPSI PENONTON TERHADAP PELAKU KEKERASAN DALAM FILM DOKUMENTER JAGAL (THE ACT OF KILLING) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
397 | en_US |