Show simple item record

dc.contributor.authorHARSANTO, PUJI
dc.contributor.authorIKHSAN, JAZAUL
dc.contributor.authorQORIAULFA, AGREISTA VIDYNA
dc.contributor.authorPUTRI, ANNISA RATNA
dc.contributor.authorFADHILLAH, HURIYAH
dc.date.accessioned2017-08-20T09:38:53Z
dc.date.available2017-08-20T09:38:53Z
dc.date.issued2016-11-26
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/13123
dc.description.abstractKeberadaan sungai Progo menjadi salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat DIY yang berada di sekitar sungai progo diantaranya untuk irigasi, pertambangan pasir, dan keperluan rumah tangga. Mengingat pentingnya sungai Progo bagi kehidupan masyarakat DIY dan sekitarnya maka pengamatan debit menjadi lebih penting untuk menentukan agar fungsi dari aliran sungai dapat berjalan dengan baik dan nantinya bermanfaat untuk perancangan bangunan air serta dapat menguntungkan bagi manusia dan ekosistem. Permasalahan dilapangan yaitu ketersediaan data hidrologi yang kurang tersedia atau sulit untuk didapatkan dalam anaisis hidrologiuntuk mengatasi ketersediaan data debit aliran sungai tersebut perlu pendekatan model yang tepat dan sesuai dengan kondisi suatu DAS untuk memperkirakan debit aliran sungai yang tidak tersedia.Banyak metode yang bisa digunakan dalam pengalihragaman data curah hujan menjadi debit limpasan langsung melalui sistem DAS diantaranya metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu (1940) yang dikembangkan di Jepang, metode SCS (Soil Conservation Service), 1972, yang dikembangkan di Amerika dan metode ITB yang dikembangkan di Bendung Citepus dan Bendungan Sadawarna. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis metode HSS Nakayasu, SCS, dan ITB jika digunakan di wilayah tropis seperti Indonesia yang mempunyai daerah aliran sungai yang mempunyai karakteristik DAS yang berbeda-beda, kemudia apakah ke tiga metode tersebut dapat menghasilkan hasil yang mendekati hidrograf limpasan langsung pengamatan AWLR. Penelitian ini dilakukan analisis limpasan langsung menggunakan metode tersebut dengan lokasi tinjauan di DAS Borobudur yang merupakan sub DAS Progo dengan lokasi stasiun AWLR Borobudur dan menggunakan data curah hujan pada tanggal 20 Januari 2012 s/d 24 Januari 2012. Hasil yang diperoleh dari ke 3(tiga) metode tersebut adalah belum menghasilkan keluaran yang mendekati limpasan langsung pengamatan maka diperlukan modifikasi parameter Nakayasu dan kalibrasi pada SCS dan ITB.en_US
dc.description.sponsorshipUMYen_US
dc.subjectlimpasan langsung, Nakayasu, SCS, ITBen_US
dc.titleANALISIS LIMPASAN LANGSUNG MENGGUNAKAN METODE NAKAYASU, SCS, DAN ITB STUDI KASUS SUB DAS PROGO HULUen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • SEMINAR
    Berisi materi dosen (bukan sertifikat) yang dipresentasikan dalam seminar lokal, nasional maupun internasional diluar UMY, baik sebagai perserta Call for Paper, presenter, narasumber maupun keynote speaker.

Show simple item record