Show simple item record

dc.contributor.authorSUSANAWATI, SUSANAWATI
dc.contributor.authorKAMARDIANI, DIAH RINA
dc.contributor.authorISTIYANTI, ENI
dc.date.accessioned2017-08-28T14:44:05Z
dc.date.available2017-08-28T14:44:05Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/13670
dc.descriptionMahkota Dewa (Phaleria macrocarpa L) adalah tanaman perdu yang dapat tumbuh subur pada dataran rendah hingga ketinggian 1200m di atas permukaan laut. Tanaman ini memiliki 1200 spesies yang tersebar di 67 negara. Penampilan tanaman ini sangat menarik, terutama pada saat buah nya suda tua maka warnanya berubah menjadi merah marun, sehingga tanaman ini banyak juga dijadikan sebagai tanaman hias. Pembudidayaan mahkota tidak terlalu sulit, karena dapat dilakukan dengan cara generatif maupun vegetatif. Buah mahkota dewa berbentuk bulat dengan ukuran bervarisasi mulai dari sebesar bola pingpong hingga sebesar buah apel dengan ketebalan kulit antara 0,1-0,5 mm(Hermanto, 2002). Buah mahkota dewa akhir-akhir ini banyak digunakan untuk bahan obat tradisional, baik yang secara tunggal atau hanya mahkota dewa saja atau dicampur dengan bahan baku lainnya. Di dalam kulit buah mahkota dewa mengandung senyawa alkaloid, saponin, dan flavonoid. Sedangkan bijinya dianggap beracun hingga digunakan untuk obat luar saja, seperti untuk mengobati kulit. Daun mahkota sendiri sering direbus untuk mengobati penyakit lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Di dalam daun ini mengandung alkaloid, saponin, serta polyfenol. Batang mahkota dewa yang bergetah digunakan untuk mengobati penyakit kanker tulang, sehingga mungkin hanya akar dan bunganya saja yang jarang dipergunakan sebagai obat (Hermanto, 2002). Buah Mahkota Dewa biasanya dapat digunakan untuk obat dalam dengan cara dimakan atau diminum dan obat luar dengan cara dilulur atau dioleskan disekitar kulit tubuh. Rantai pasok merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut (Indrajit dan Pranoto, 2003). Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing buah mahkota dewa dan kesejahteraan petani yaitu dengan menerapkan strategi rantai pasok yang berkesinambungan dan mampu mengefisiensikan sistem rantai pasok buah mahkota dewa sehingga pemerataan pendapatan diantara anggota jaringan rantai pasoknya dapat tercapai. Rumusan strategi rantai pasok dianggap penting karena akan dijadikan sebagai acuan oleh anggota rantai pasok dalam melakukan aktifitas mereka. Adanya strategi rantai pasok menjadikan setiap anggota rantai pasok mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membangun sistem rantai pasok yang lebih baik. Kondisi rantai pasok buah mahkota dewa di Kabupaten Kulon Progo saat ini masih belum terintegrasi dengan baik. Hal ini berakibat pada pemerataan pendapatan di antara pelaku rantai pasok menjadi rendah dan kualitas buah mahkota dewa yang dihasilkan rendah. Permasalahan ini menunjukan betapa pentingnya strategi rantai pasok yang komprehensif yang mampu menunjang kesinambungan, efisiensi dan daya saing buah mahkota dewa.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai pasok buah mahkota dewa di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari struktur rantai pasok, manajemen rantai pasok, sumberdaya rantai pasok, dan proses bisnis rantai pasok.Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja yaitu Kabupaten Kulon Progo DIY karena menjadi sentra produksi buah mahkota dewa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari empat desa di wilayah tersebut masing-masing diambil 20 orang petani secara purposive sampling. Sampel pedagang pengumpul sebanyak 5 orang diambil secara snowball sampling berdasarkan informasi dari petani buah mahkota dewa. Perusahaan yang mengolah buah mahkota dewa diambil secara purposive sampling yaitu PT Salama Nusantara yang memproduksi teh mahkota dewa. Selain itu juga diambil sampel agen atau distributor secara snowball sampling sebanyak 5 orang dan konsumen sebanyak 30 orang secara accidental sampling. Selain itu juga digunakan sampel pakar yang diambil secara purposive. Model FSCN (Food Supply Chain Networking) digunakan untuk menganalisis rantai pasok buah mahkota dewa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk akhir dalam rantai pasok buah mahkota dewa berupa teh mahkota dewa. Struktur hubungan rantai pasok buah mahkota dewa dibentuk oleh lima pelaku yaitu petani, pedagang pengumpul kecamatan, perusahaan yaitu PT Salama Nusantara, distributor atau agen, dan konsumen. Apabila dilihat dari proses bisnisnya, maka procurement cycle ada di pedagang pengumpul kecamatan, manufacturing cycle berada di PT Salama Nusantara, replenishmen cycle ada di distributor atau agen, sedangkan customer order cycle ada di konsumen akhir. Aliran produk dari petani ke pedagang pengumpul sangat lancar, dari pedagang pengumpul ke PT Salama Nusantara lancar, demikian pula dari PT Salama Nusantara ke distributor dan distributor ke konsumen akhir. Aliran uang tidak lancar terjadi antara PT Salama Nusantara ke pedagang pengumpul kecamatan, sedangkan aliran kurang lancar antara pedagang pengumpul kecamatan ke petani. Aliran uang lancar terjadi antara konsumen ke distributor dan distributor ke PT Salama Nusantara. Aliran informasi yang lancar terjadi antara petani dan pedagang pengumpul kecamatan dan antara PT Salama Nusantara dengan distributor, serta distributor dan konsumen. Aliran informasi kurang lancar terjadi antara pedagang pengumpul kecamatan dengan PT Salama Nusantara.en_US
dc.description.sponsorshipTridharma UMYen_US
dc.subjectstrategi, rantai pasok, buah mahkota dewaen_US
dc.titleDESAIN STRATEGI RANTAI PASOK BUAH MAHKOTA DEWA DI KABUPATEN KULON PROGOen_US
dc.typeTechnical Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record