Show simple item record

dc.contributor.authorWIRANATAKUSUMA, DIMAS BAGUS
dc.date.accessioned2017-08-30T09:36:40Z
dc.date.available2017-08-30T09:36:40Z
dc.date.issued2017-08-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/13996
dc.descriptionPenelitian Dosen Mudaen_US
dc.description.abstractLatar Belakang- Perbankan syariah merupakan lembaga keuangan syariah yang memiliki market share tertinggi dibandingkan dengan lembaga keuangan syariah lainnya. Pada Desember 2015 market share perbankan syariah mencapai 82 persen dari total lembaga keuangan syariah. Dominasi perbankan Syariah dalam pangsa aset lembaga keuangan Syariah secara nasional, menjadikan perbankan Syariah sebagai institusi yang rentan terekspos risiko sistemik dibandingkan dengan institusi Syariah lainnya. Masalah Penelitian-Terkait dengan potensi risiko sistemik pada perbankan Syariah, maka perlu dikembangkan metode/tools pengukuran risiko sistemik yang mampu menangkap sinyal imbalances dan dapat menilai potential losses. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah Sistem Deteksi Dini (Early Warning System). Tujuan Penelitian-Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model Sistem Deteksi Dini (Early Warning System/EWS) dapat digunakan untuk memonitoring indikator-indikator yang berpotensi memberikan risiko sistemik pada neraca perbankan Syariah. Metode EWS dapat digunakan sebagai salah satu metode/tools surveillance dalam menjaga ketahanan perbankan Syariah di Indonesia. Landasan Teori- teori yang mendukung penelitian ini adalah Minsky Theory. Minsky (1992) mengajukan The Financial Instability Hypothesis. Asumsi dari The Financial Instability Hypothesis adalah dinamika yang ada dalam perekonomian memiliki keterkaitan yang erat dengan struktur hutang dalam level perusahaan. Perilaku pelaku ekonomi menjadi tiga bagian yaitu: Hedge, pada tahapan ini, ini pelaku ekonomi dapat membayar hutangnya dengan baik. Speculative, pada fase ini, pelaku ekonomi pada fase ini hanya mampu membayar bunga pinjaman dari kas yang dimilikinya, namun tidak mampu untuk membayar hutang pokoknya.Ponzi Finance, pada fase ini, Dalam fase ini, kewajiban yang dimiliki pelaku ekonomi melebihi dari nilai-nilai asetnya. Selain itu, terdapat teori generasi krisis pertama, generasi krisis kedua dan generasi krisis ketiga, yang membedakan tiap generasi adalah penyebab terjadinya krisis. Metodologi-Jenis data dalam penelitian ini adalah data Quantitatif. Sumber data adalah data sekunder. Data dalam penelitian ini berbentuk time series bulanan dari bulan Januari 2004 sampai bulan Desember 2016 yang diperoleh dari berbagai sumber seperti dari laporan bulanan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah (SPS) Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat Statistik (BPS) dan beberapa sumber data yang dapat mendukung penelitian ini. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Ketahanan Perbankan Syariah((Syariah Banking Robustness Index), sedangkan variabel independen terdiri dari internal perbankan yaitu Non Performing Financing (NPF) dan Financial Deposite to Ratio(FDR) sedangkan variabel eksternal terdiri dari variabel makroekonomi yaitu Inflasi, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG), Produk Domestik Bruto (PDB) dan Suku Bunga Bank Konvensional.Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan Sistem Deteksi Dini model pendekatan sinyal (Signal approach model) dan model pendekatan logit (Logit approach model).en_US
dc.description.sponsorshipLembaga Penelitian, Publikasi dan pengabdian Masyarakaten_US
dc.subjectEarly Warning System, Risiko Sistemiken_US
dc.titleMEMBANGUN ISLAMIC BANKING STRESS INDEX PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record