Show simple item record

dc.contributor.advisorJAZAUL IKHSAN
dc.contributor.advisorRESTU FAIAZAH
dc.contributor.authorWILDAN, HILMI MIFTAHUL
dc.date.accessioned2017-10-30T06:50:17Z
dc.date.available2017-10-30T06:50:17Z
dc.date.issued2017-08-08
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/15645
dc.description.abstractGunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia bahkan di dunia, dan bencana Gunung Merapi merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di Indonesia. Letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 merupakan letusan yang terbesar dalam 100 tahun terakhir yang mengeluarkan banyak sedimen yang menjadi lahar dingin pada musim penghujan. Lahar dingin terjadi sebanyak 280 kali selama bulan Oktober tahun 2010 hingga Februari tahun 2011. Pemerintah Kabupaten Magelang mencatat dampak terparah dari lahar dingin terdapat di bantaran Sungai Kali Putih dengan kerugian 2.082 jiwa mengungsi, 67 rumah hanyut, 262 rumah rusak berat, 32 rumah rusak sedang, dan 47 rumah rusak ringan, data per 26 November 2010 – 16 Maret 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bahaya dan tingkat kerentanan banjir lahar dingin terhadap wilayah sekitar Sungai Kali Putih khususnya Desa Blongkeng yang termasuk salah satu desa yang terdampak. Metode penelitian menggunakan metode skoring/pembobotan sesuai dengan Peraturan Kepala BNPB tahun 2012 dengan menggunakan parameter-parameter yang mempengaruhi tingkat bahaya dan tingkat kerentanan suatu wilayah terhadap bencana, dan penentuan karakteristik Desa Tangguh Bencana. Hasil penelitian dengan menggunakan metode skoring/pembobotan didapatkan nilai tingkat bahaya pada wilayah Desa Blongkeng dengan total skor dari parameter-parameter yang digunakan adalah 2,59 dan termasuk pada tingkat bahaya kelas tinggi, yaitu (2,34 – 3). Sedangkan tingkat kerentanan banjir lahar dingin di wilayah penelitian termasuk pada kelas rentan dengan total skor 8,54. Parameter yang paling mempengaruhi kerentanan banjir lahar dingin adalah aspek sosial dengan perolehan skor 3, sedangkan untuk aspek ekonomi berada pada urutan kedua yang paling mempengaruhi tingkat kerentanan banjir lahar dingin dengan skor 2,7. Aspek fisik dan aspek lingkungan masing-masing memperoleh skor tingkat kerentanan banjir sebesar 0,9 dan 1,94. Desa Belongken termasuk pada kriteria Desa Tangguh Bencana Pratama. Kriterian ini ditetapkan berdasarkan tingkat pencapaian atas beberapa indikator yang tercantum dalam kuisioner yang ditujukan kepada instansi desa.en_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectBahaya, Kerentanan, Banjir Lahar Dingin, Desa Tangguh Bencanaen_US
dc.titlePENILAIAN TINGKAT BAHAYA, TINGKAT KERENTANAN DAN KRITERIA DESA TANGGUH BENCANA TERHADAP BANJIR LAHAR DINGINen_US
dc.title.alternative(STUDI KASUS : DESA BLONGKENG PADA DAS PUTIH)en_US
dc.typeThesis SKR F T 577en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record