dc.description.abstract | Pada bulan Oktober 2010, terjadi letusan yang sangat besar jika dibandingkan dengan erupsi terbesar Gunung Merapi yang pernah ada dalam sejarah, yaitu tahun 1872 . Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan besar indeks letusan adalah dari jumlah material vulkanik yang telah dilontarkan. Pada letusan 1872, jumlah material vulkanik yang dilontarkan oleh Gunung Merapi selama proses erupsi mencapai 100 juta m³. Sementara itu, jumlah material vulkanik yang telah dimuntahkan Gunung Merapi sejak erupsi pada Oktober 2010 hingga sekarang diperkirakan telah mencapai sekitar 150 juta m³. Bahaya Gunung Merapi tidak hanya bahaya primer (lava pijar dan awan panas) saja, tetapi juga bahaya sekunder (lahar dingin). Hingga saat ini material vulkanik yang hanyut terbawa banjir lahar dingin mencapai hampir 50 juta m³, sisanya 100 juta m³ menjadi ancaman setiap hujan deras. Material yang dikeluarkan Gunung Merapi mengalir melalui sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi antara lain Sungai Pabelan, Sungai Putih, Sungai Blongkeng dan Sungai Krasak yang bermuara di Sungai Progo dan sungai-sungai lainya yang berhulu di Gunung Merapi.
Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui nilai infiltrasi pada sub DAS Kali Boyong pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010 dengan melakukan pengujian kepadatan tanah,kadar air, dan laju infiltrasi pada titik-titik yang sudah ditentukan.
Setelah dilakukan penelitian pada titik-titik yang sudah ditentukan pada lokasi KRB 1, KRB 2, dan KRB 3 pada sub DAS Kali Boyong didapat data-data laju infiltrasi tentang kepadatan tanah: KRB 1 sebesar 11,11% , KRB 2 sebesar 6,89%, KRB 3 sebesar 8,56% . kadar air : pada lokasi KRB 1 sebesar 23,13% , KRB 2 sebesar 68,50% , KRB 3 sebesar 41,46%. Dan nilai dari kapasitas infiltrasi: KRB 1 diperleh nilai 32,529% , KRB 2 sebesar 28,097% , KRB 3 sebesar 63,192% | en_US |