dc.contributor.advisor | HAMID, HOMAIDI | |
dc.contributor.author | ROHMAN, MOH ADIF | |
dc.date.accessioned | 2018-02-06T05:56:45Z | |
dc.date.available | 2018-02-06T05:56:45Z | |
dc.date.issued | 2017-12-20 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/17456 | |
dc.description | Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemahaman masyarakat tentang
sistem tebasan, implementasi jual beli padi, serta untuk menjelaskan ketentuan
Fikih terhadap jual beli padi dengan sistem tebasan di Desa Kranji Kecamatan
Paciran kabupaten Lamongan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan purposive
random sampling. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi secara langsung terhadap responden yakni
masyarakat di Desa Kranji yang melakukan transaksi jual beli padi dengan sistem
tebasan yang berkedudukan sebagai petani atau penjual 5 orang responden, maupun
pembeli penebas 4 orang responden, dan ahli padi 1 orang responden.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat menjual hasil panen
padi menggunakan sistem tebasan dengan kondisi padi yang masih hijau dan ada
yang sudah kuning (siap panen). Sedangkan mayoritas masyarakat Desa Kranji
menjual hasil panen padi dengan sistem tebasan ketika padi masih hijau yang
berumur 3 bulan. Praktek jual beli padi dengan sistem tebasan tersebut merupakan
kebiasaan yang terjadi sejak dulu. Menurut ketentuan Fikih jual beli padi yang
sudah kuning sah menurut Fikih sedangkan padi yang diperjual belikan tersebut
padi yang masih hijau tidak sah menurut Fikih karena masih dapat terjadinya gagal
panen dan termasuk jual beli garar (ketidakjelasan). | en_US |
dc.description.abstract | This research aimed at improving people’s understanding about tebasan
system (a system of trading rice in which the rice in still in the plants and not all the
rice is ready to harvest), the implementation of rice trading, as well as explaining
the Fiqh requirements on rice trading using tebasan system in Kranji Village
Paciran Sub District Lamongan Municipality.
The type of the research was qualitative using purposive random sampling.
The data was collected by observation, interview, and documentation directly
toward the respondents which were the people of Kranji Village who traded rice
using tebasan system. The respondents were 5 farmers or sellers, 4 buyers, and 1
expert on rice.
The result of the research indicated that the people sold the rice using
tebasan system in which the rice was still green and some were yellow (ready for
harvest). Most people sold the rice using tebasan system when they were still green
and 3 months old. This practice had been done since a long time ago. According to
Fiqh, it is legal to sell yellow rice. It is not legal according to Fiqh to sell green rice
because there is a chance of crop failure and it is considered as garar trading
(uncertain trading). | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Tebasan, Trading, Fiqh. Tebasan, Jual-Beli, Fikih | en_US |
dc.title | IMPLEMENTASI JUAL BELI PADI DENGAN SISTEM TEBASAN MENURUT FIQH | en_US |
dc.title.alternative | Studi Kasus Di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupatan Lamongan Provinsi Jawa Timur | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FAI
463 | en_US |