Show simple item record

dc.contributor.advisorMAHANANI, ERLINA SIH
dc.contributor.authorNURDIANTO, APRI
dc.date.accessioned2018-03-13T07:52:05Z
dc.date.available2018-03-13T07:52:05Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/17916
dc.descriptionPasien gagal jantung umumnya membutuhkan terapi kombinasi obat yang berpotensi meningkatkan potensi komplikasi interaksi obat. Kombinasi obat harus dilakukan secara rasional dengan mengingat karakteristik farmakokinetik dan farmakodinamik setiap jenis obat. Medication reconciliation adalah proses formal untuk memperoleh dan memverifikasi daftar lengkap dan akurat pengobatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prevalensi potensi kejadian interaksi obat pada pasien gagal jantung di Poliklinik Jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2 berdasarkan hasil medication reconciliation. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Data pasien gagal jantung di Poliklinik Jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2 selama bulan Agustus sampai bulan Oktober 2014 dikumpulkan secara prospektif dengan teknik rekonsiliasi pengobatan. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas 29 pasien gagal jantung dan diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Evaluasi interaksi obat dilakukan dengan penelusuran buku referensi interaksi obat. Analisis interaksi obat dilakukan berdasarkan mekanisme interaksi, onset dan level signfikansi. Hasil medication reconciliation menunjukkan bahwa penggunaan obat gagal jantung didominasi oleh penggunaan 4 kombinasi obat dengan persentase 38%. Penggunaan Complementary and Alternative Medicine (CAM) terdiri atas kombinasi herbal pada 2 pasien (13,79%) dan kombinasi vitamin dan suplemen pada 2 pasien (13,79%). Hasil analisis interaksi obat secara teoritik terhadap 29 pasien menunjukkan bahwa 17 pasien (58,62%) berpotensi mengalami interaksi obat dan ditemukan 32 kejadian interaksi obat. Berdasarkan mekanisme interaksinya terdapat 15 kejadian (47%) interaksi farmakokinetik dan 17 kejadian (53%) interaksi farmakodinamik. Berdasarkan onsetnya diketahui terdapat 24 kejadian (75%) interaksi onset lambat dan 8 kejadian (25%) onset cepat. Adapun berdasarkan level signifikansinya diketahui terdapat 13 kejadian (40,63%) interaksi level signifikansi 1, 8 kejadian (25%) level signifikansi 2, 2 kejadian (6,25%) level signifikansi 3, 8 kejadian (25%) level signifikansi 4 dan 5 kejadian (3,12%) level signifikansi 5.en_US
dc.description.abstractPasien gagal jantung umumnya membutuhkan terapi kombinasi obat yang berpotensi meningkatkan potensi komplikasi interaksi obat. Kombinasi obat harus dilakukan secara rasional dengan mengingat karakteristik farmakokinetik dan farmakodinamik setiap jenis obat. Medication reconciliation adalah proses formal untuk memperoleh dan memverifikasi daftar lengkap dan akurat pengobatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prevalensi potensi kejadian interaksi obat pada pasien gagal jantung di Poliklinik Jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2 berdasarkan hasil medication reconciliation. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Data pasien gagal jantung di Poliklinik Jantung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2 selama bulan Agustus sampai bulan Oktober 2014 dikumpulkan secara prospektif dengan teknik rekonsiliasi pengobatan. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas 29 pasien gagal jantung dan diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Evaluasi interaksi obat dilakukan dengan penelusuran buku referensi interaksi obat. Analisis interaksi obat dilakukan berdasarkan mekanisme interaksi, onset dan level signfikansi. Hasil medication reconciliation menunjukkan bahwa penggunaan obat gagal jantung didominasi oleh penggunaan 4 kombinasi obat dengan persentase 38%. Penggunaan Complementary and Alternative Medicine (CAM) terdiri atas kombinasi herbal pada 2 pasien (13,79%) dan kombinasi vitamin dan suplemen pada 2 pasien (13,79%). Hasil analisis interaksi obat secara teoritik terhadap 29 pasien menunjukkan bahwa 17 pasien (58,62%) berpotensi mengalami interaksi obat dan ditemukan 32 kejadian interaksi obat. Berdasarkan mekanisme interaksinya terdapat 15 kejadian (47%) interaksi farmakokinetik dan 17 kejadian (53%) interaksi farmakodinamik. Berdasarkan onsetnya diketahui terdapat 24 kejadian (75%) interaksi onset lambat dan 8 kejadian (25%) onset cepat. Adapun berdasarkan level signifikansinya diketahui terdapat 13 kejadian (40,63%) interaksi level signifikansi 1, 8 kejadian (25%) level signifikansi 2, 2 kejadian (6,25%) level signifikansi 3, 8 kejadian (25%) level signifikansi 4 dan 5 kejadian (3,12%) level signifikansi 5.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectGagal jantung, interaksi obat, medication reconciliationen_US
dc.titleKAJIAN INTERAKSI OBAT MELALUI OPTIMALISASI MEDICATION RECONCILIATION PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI POLIKLINIK JANTUNG RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record