Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorWIBOWO, AMARO YUDHO
dc.date.accessioned2018-03-24T04:35:15Z
dc.date.available2018-03-24T04:35:15Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18209
dc.descriptionSirkumsisi merupakan tindakan bedah minor pada anak-anak yang paling sering dilakukan diseluruh dunia. Sirkumsisi bertujuan untuk menghilangkan preputium dan menghilangkan kotoran (smegma) sebagai alasan kebersihan untuk melaksanakan ibadah agama (islam) dan juga alasan sosial, budaya, serta kesehatan. Manajemen nyeri yang baik dapat berguna untuk membantu melakukan proses sirkumsisi. Parasetamol merupakan obat golongan acetaminofen , yang menghambat pembentukan prostaglandin dalam jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan, sehingga dapat digunakan dalam penatalaksanaan nyeri pada sirkumsisi. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental untuk menguji keefektifitasan parasetamol sebagai agen analgesic pada sirkumsisi, dengan total responden sebanyak 36 anak dengan usia 5-12 tahun, yang terbagi dalam 2 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan pertama diberikan parasetamol sebelum sirkumsisi, sedangkan kelompok kedua diberikan parasetamol setelah sirkumsisi. Masing-masing kelompok kemudian dinilai berapa skala nyeri yang masih dirasakan oleh tiap responden setelah ditunggu selama 60 menit, untuk mengetahui adanya perbedaan efektifitas pemberian parasetamol sebelum dan sesudah sirkumsisi. Analisis Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan yang signifikan [Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0.000 (P value <0.05)] antara pemberian parasetamol sebelum sirkumsisi dengan pemberian parasetamol sesudah sirkumsisi. Skala nyeri pada pemberian parasetamol sebelum sirkumsisi juga lebih rendah dibandingkan skala nyeri pada pemeberian parasetamol sesudah sirkumsisi.en_US
dc.description.abstractSirkumsisi merupakan tindakan bedah minor pada anak-anak yang paling sering dilakukan diseluruh dunia. Sirkumsisi bertujuan untuk menghilangkan preputium dan menghilangkan kotoran (smegma) sebagai alasan kebersihan untuk melaksanakan ibadah agama (islam) dan juga alasan sosial, budaya, serta kesehatan. Manajemen nyeri yang baik dapat berguna untuk membantu melakukan proses sirkumsisi. Parasetamol merupakan obat golongan acetaminofen , yang menghambat pembentukan prostaglandin dalam jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan, sehingga dapat digunakan dalam penatalaksanaan nyeri pada sirkumsisi. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental untuk menguji keefektifitasan parasetamol sebagai agen analgesic pada sirkumsisi, dengan total responden sebanyak 36 anak dengan usia 5-12 tahun, yang terbagi dalam 2 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan pertama diberikan parasetamol sebelum sirkumsisi, sedangkan kelompok kedua diberikan parasetamol setelah sirkumsisi. Masing-masing kelompok kemudian dinilai berapa skala nyeri yang masih dirasakan oleh tiap responden setelah ditunggu selama 60 menit, untuk mengetahui adanya perbedaan efektifitas pemberian parasetamol sebelum dan sesudah sirkumsisi. Analisis Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan yang signifikan [Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0.000 (P value <0.05)] antara pemberian parasetamol sebelum sirkumsisi dengan pemberian parasetamol sesudah sirkumsisi. Skala nyeri pada pemberian parasetamol sebelum sirkumsisi juga lebih rendah dibandingkan skala nyeri pada pemeberian parasetamol sesudah sirkumsisi.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectparasetamol, sirkumsisien_US
dc.titlePERBANDINGAN EFEK ANALGESIK PADA PEMBERIAN PARASETAMOL SEBELUM DAN SESUDAH SIRKUMSISIen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record