dc.contributor.advisor | JUNAEDI, FAJAR | |
dc.contributor.author | KURNIASARI, IZZATIKA RIZKI | |
dc.date.accessioned | 2018-03-24T07:34:28Z | |
dc.date.available | 2018-03-24T07:34:28Z | |
dc.date.issued | 2015 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18219 | |
dc.description | Media televisi mempunyai peranan penting bagi pemirsanya, yaitu sebagai kebutuhan untuk mendapatkan informasi. Penayangan secara audio visual membuat televisi bersaing dalam mencari informasi. Di akhir tahun 2014 pesawat AirAsia QZ8501 diberitakan jatuh dan hilang kontak. Pemberitaan di media TV One dan Metro Tv yang gencar untuk mencari mencari informasi terkait membuat kedua media inidituntut untuk memberikan informasi cepat dan akurat dari berbagai proses yang dilakukan Basarnas, Disaster Vistim Identification, AirAsia dan pihak-pihak terkait secara langsung. Dari seringnya informasi tersebut ditayangkan membuat media tersebut dibanjiri iklan karena penayangan yang muncul begitu sering dan pada jam yang tepat (prime time).
Tujuan dari penelitian ini bahwa untuk mengetahui komodifikasi berita dalam bencana serta wacana yang dibentukpada kedua media tersebut. Metode penelitian berjenis kualitatif dengan objek penelitian jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang ada di tvOne dan Metro Tv. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis wacana kritis Fairclough.
Dimana hasil dari penelitian ini untuk mengungkap bahwa adanya pemanfaatan berita untuk meraup keuntungan dari iklan dan juga rating serta budaya-budaya pemberitaan yang mengenai bencana selalu menampilkan kesedihan, isak tangis, dan juga kerusakan untuk kepetingan daya jual berita. Kesedihan yang ditampilkan yaitu dengan memperlihatkan kesedihan di raut wajah serta air mata sehingga membuat pemirsanya ikut terhanyut dalam drama kesedihan yang dibuat oleh media terutama televisi. | en_US |
dc.description.abstract | Media televisi mempunyai peranan penting bagi pemirsanya, yaitu sebagai kebutuhan untuk mendapatkan informasi. Penayangan secara audio visual membuat televisi bersaing dalam mencari informasi. Di akhir tahun 2014 pesawat AirAsia QZ8501 diberitakan jatuh dan hilang kontak. Pemberitaan di media TV One dan Metro Tv yang gencar untuk mencari mencari informasi terkait membuat kedua media inidituntut untuk memberikan informasi cepat dan akurat dari berbagai proses yang dilakukan Basarnas, Disaster Vistim Identification, AirAsia dan pihak-pihak terkait secara langsung. Dari seringnya informasi tersebut ditayangkan membuat media tersebut dibanjiri iklan karena penayangan yang muncul begitu sering dan pada jam yang tepat (prime time).
Tujuan dari penelitian ini bahwa untuk mengetahui komodifikasi berita dalam bencana serta wacana yang dibentukpada kedua media tersebut. Metode penelitian berjenis kualitatif dengan objek penelitian jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang ada di tvOne dan Metro Tv. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis wacana kritis Fairclough.
Dimana hasil dari penelitian ini untuk mengungkap bahwa adanya pemanfaatan berita untuk meraup keuntungan dari iklan dan juga rating serta budaya-budaya pemberitaan yang mengenai bencana selalu menampilkan kesedihan, isak tangis, dan juga kerusakan untuk kepetingan daya jual berita. Kesedihan yang ditampilkan yaitu dengan memperlihatkan kesedihan di raut wajah serta air mata sehingga membuat pemirsanya ikut terhanyut dalam drama kesedihan yang dibuat oleh media terutama televisi. | en_US |
dc.subject | Media Televisi, Berita Bencana, Analisis Wacana Kritis, Komodifikasi | en_US |
dc.title | KOMODIFIKASI BENCANA DALAM BERITA KECELAKAAN PESAWAT AIRASIA DI TELEVISI (ANALISIS WACANA KRITIS KOMODIFIKASI BENCANA DALAM BERITA JATUHNYA PESAWAT AIRASIA QZ8501 DI TVONE DAN METRO TV PADA TAHUN 2014) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |