Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorADIWIBOWO, HAFIZHUDDIN
dc.date.accessioned2018-03-26T01:49:01Z
dc.date.available2018-03-26T01:49:01Z
dc.date.issued2015-08-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18222
dc.descriptionDalam tiga dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah wanita yang memilih untuk menunda memiliki anak hingga berusia 35-40 tahun. Wanita berusia tua cenderung menghasilkan luaran bayi yang kurang baik dibandingkan dengan wanita berusia lebih muda. Desain Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan cross sectional study. Data diperoleh dari rekam medis pasien yang melahirkan di RSUD Pandan Arang Boyolali pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2014. Besar sampel diambil secara total sampling. Pada kelompok wanita dengan usia berrisiko dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun dan wanita dengan usia tidak berrisiko antara 20 hingga 35 tahun sebanyak 454 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Pada tahun 2014, tercatat 979 persalinan di RSUD Pandan Arang Boyolali dengan persalinan pada wanita berpendidikan rendah dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sebanyak 150 (33,0%). Tidak terdapat hubungan secara statistik pada berat bayi lahir dari wanita dengan usia berrisiko (OR: 1,31; 95% CI: 0,80-2,15) maupun pada primipara (OR: 1,33; 95% CI: 0,828- 2,146), sedangkan pada skor APGAR ditemukan hubungan yang bermakna dengan wanita yang melahirkan pada usia tidak berrisiko (OR: 2,85; 95% CI: 0,96-8,42) dan wanita primipara (OR: 3,35; 95% CI: 1,42-7,87). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia maternal dan jumlah paritas wanita dengan berat bayi lahir, namun hubungan yang signifikan terlihat dalam skor APGAR.en_US
dc.description.abstractDalam tiga dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah wanita yang memilih untuk menunda memiliki anak hingga berusia 35-40 tahun. Wanita berusia tua cenderung menghasilkan luaran bayi yang kurang baik dibandingkan dengan wanita berusia lebih muda. Desain Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan cross sectional study. Data diperoleh dari rekam medis pasien yang melahirkan di RSUD Pandan Arang Boyolali pada tanggal 1 Januari – 31 Desember 2014. Besar sampel diambil secara total sampling. Pada kelompok wanita dengan usia berrisiko dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun dan wanita dengan usia tidak berrisiko antara 20 hingga 35 tahun sebanyak 454 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Pada tahun 2014, tercatat 979 persalinan di RSUD Pandan Arang Boyolali dengan persalinan pada wanita berpendidikan rendah dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sebanyak 150 (33,0%). Tidak terdapat hubungan secara statistik pada berat bayi lahir dari wanita dengan usia berrisiko (OR: 1,31; 95% CI: 0,80-2,15) maupun pada primipara (OR: 1,33; 95% CI: 0,828- 2,146), sedangkan pada skor APGAR ditemukan hubungan yang bermakna dengan wanita yang melahirkan pada usia tidak berrisiko (OR: 2,85; 95% CI: 0,96-8,42) dan wanita primipara (OR: 3,35; 95% CI: 1,42-7,87). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia maternal dan jumlah paritas wanita dengan berat bayi lahir, namun hubungan yang signifikan terlihat dalam skor APGAR.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjecthubungan, usia maternal, paritas, luaran bayi, berat bayi lahir, skor APGARen_US
dc.titleHUBUNGAN USIA MATERNAL DAN JUMLAH PARITAS DENGAN LUARAN BAYIen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record