Show simple item record

dc.contributor.authorESTUTI, RENY WIDYA
dc.date.accessioned2018-03-26T06:06:08Z
dc.date.available2018-03-26T06:06:08Z
dc.date.issued2015-07-11
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18244
dc.descriptionFlu burung (Avian Influenza) merupakan salah satu penyakit yang berbahaya bagi manusia. Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 disebabkan oleh virus influenza tipe A yang dapat menyerang unggas. Virus ini dapat bermutasi sehingga dapat menular ke manusia. Usaha penanganan AI telah dilakukan secara preventif. Salah satu usaha preventif yang dilakukan adalah dengan meningkatkan titer antibodi unggas. Salah satu alternatif bahan alam yang dapat digunakan untuk meningkatkan titer antibodi unggas adalah daun sirih merah (Piper crocatum). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanolik Piper crocatum (EPC) terhadap produksi IgG anti-AI dari burung puyuh (Cortunix sp.) yang diinduksi vaksin AI subtipe H5N1 (VAI). Sebanyak 800 gram serbuk Piper crocatum diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian diidentifikasi menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Ekstrak kental yang didapat dibuat sediaan kapsul dengan penambahan laktosa sebanyak 2,2 kali dari berat ekstrak kental. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan repeated treatment design dan menggunakan Cortunix sp. sebagai hewan uji. Sebanyak 15 ekor Cortunix sp. dibagi menjadi 5 kelompok. K0: tanpa perlakuan, VAI, VAI-EPC 10 mg/puyuh/hari, VAI-EPC 20 mg/puyuh/hari, VAI-EPC 30 mg/puyuh/hari. Vaksin dilakukan 7 hari setelah pengkondisian dengan dosis 0,2 ml yang diaplikasikan secara intramuskular. Vaksin diulang tiga kali setiap 4 minggu dengan dosis yang sama. Pengambilan sampel darah dilakukan pada minggu ke-4, ke-8 dan ke-12. IgG anti-AI ditetapkan kadarnya dengan Haemagglutination Inhibittion Test. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji normalitas Shapiro-Wilk yang dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Piper crocatum terdeteksi memiliki kandungan senyawa flavonoid dan steroid. Rata-rata hitung jumlah titer antibodi tiga kali pengukuran tertinggi terdapat pada VAI-EPC 10 mg/puyuh/hari (25,33 ± 23,32). Uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara VAI-EPC 10 mg/puyuh/hari dan VAI-EPC 30 mg/puyuh/hari terhadap VAI (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanolik Piper crocatum dapat meningkatkan jumlah titer antibodi IgG dengan dosis efektif sebagai agen imunostimulator 10 mg/puyuh/hari.en_US
dc.description.abstractFlu burung (Avian Influenza) merupakan salah satu penyakit yang berbahaya bagi manusia. Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 disebabkan oleh virus influenza tipe A yang dapat menyerang unggas. Virus ini dapat bermutasi sehingga dapat menular ke manusia. Usaha penanganan AI telah dilakukan secara preventif. Salah satu usaha preventif yang dilakukan adalah dengan meningkatkan titer antibodi unggas. Salah satu alternatif bahan alam yang dapat digunakan untuk meningkatkan titer antibodi unggas adalah daun sirih merah (Piper crocatum). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanolik Piper crocatum (EPC) terhadap produksi IgG anti-AI dari burung puyuh (Cortunix sp.) yang diinduksi vaksin AI subtipe H5N1 (VAI). Sebanyak 800 gram serbuk Piper crocatum diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian diidentifikasi menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Ekstrak kental yang didapat dibuat sediaan kapsul dengan penambahan laktosa sebanyak 2,2 kali dari berat ekstrak kental. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan repeated treatment design dan menggunakan Cortunix sp. sebagai hewan uji. Sebanyak 15 ekor Cortunix sp. dibagi menjadi 5 kelompok. K0: tanpa perlakuan, VAI, VAI-EPC 10 mg/puyuh/hari, VAI-EPC 20 mg/puyuh/hari, VAI-EPC 30 mg/puyuh/hari. Vaksin dilakukan 7 hari setelah pengkondisian dengan dosis 0,2 ml yang diaplikasikan secara intramuskular. Vaksin diulang tiga kali setiap 4 minggu dengan dosis yang sama. Pengambilan sampel darah dilakukan pada minggu ke-4, ke-8 dan ke-12. IgG anti-AI ditetapkan kadarnya dengan Haemagglutination Inhibittion Test. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji normalitas Shapiro-Wilk yang dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Piper crocatum terdeteksi memiliki kandungan senyawa flavonoid dan steroid. Rata-rata hitung jumlah titer antibodi tiga kali pengukuran tertinggi terdapat pada VAI-EPC 10 mg/puyuh/hari (25,33 ± 23,32). Uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara VAI-EPC 10 mg/puyuh/hari dan VAI-EPC 30 mg/puyuh/hari terhadap VAI (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanolik Piper crocatum dapat meningkatkan jumlah titer antibodi IgG dengan dosis efektif sebagai agen imunostimulator 10 mg/puyuh/hari.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectAvian Influenza, Piper crocatum, Coturnix sp., IgGen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS IMUNOSTIMULATOR EKSTRAK ETANOLIK DAUN SIRIH MERAH (PIPER CROCATUM) PADA CORTUNIX SP. YANG TERINDUKSI VAKSIN AI SUBTIPE H5N1 MELALUI PENGUKURAN TITER ANTIBODI IGGen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record