Show simple item record

dc.contributor.authorSAUMANJAYA, WIBISANA BIWIGITA
dc.date.accessioned2018-03-27T03:26:14Z
dc.date.available2018-03-27T03:26:14Z
dc.date.issued2015-05-23
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18280
dc.descriptionAlergi adalah suatu perubahan reaksi pertahanan tubuh yang berlebihan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya. Manifestasi umum dari alergi adalah asma. Asma merupakan sindroma yang kompleks yang melibatkan berbagai sel inflamasi yang salah satunya adalah eosinofil. Eosinofil akan teraktivasi oleh mediator kimia yang dihasilkan oleh degranulasi sel mast. Korteks Maja (Aegle marmelos Correa) memiliki beberapa kandungan kimia yang berpotensi sebagai antialergi yaitu diantaranya marmin, aegelin, lupeol. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi golongan senyawa ekstrak, mempelajari aspek mekanisme farmakologi dan dosis optimal ekstrak korteks Aegle marmelos Correa sebagai antialergi pada tikus terinduksi ovalbumin melalui penghambatan migrasi eosinofil trakhea secara in vivo. Sebanyak 1250 gram serbuk korteks Aegle marmelos diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% (1:4), kemudian diidentifikasi menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan densitometri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design menggunakan 25 ekor tikus wistar jantan, dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok K0: tanpa perlakuan. Kelompok K(-): sensitisasi OVA aerosol. Kelompok P1 (125 mg/KgBB), P2 (250 mg/KgBB), P3 (500 mg/KgBB): sensitisasi OVA aerosol dengan variasi dosis ekstrak. Hari ke-14 dilakukan pengambilan jaringan trakhea untuk pemeriksaan hispatologi. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA dan Post Hoc Test. Rata-rata hitung eosinofil trakhea tertinggi terdapat pada kelompok K(-) (10.6 ± 2.19), diikuti oleh P1, P2, P3 dan K0. Aegle marmelos terdeteksi memiliki kandungan senyawa kumarin, steroid dan alkaloid. Pemberian ekstrak Aegle marmelos dosis 250 mg/KgBB mampu menurunkan rerata hitung eosinofil trakhea tikus wistar secara signifikan dibandingkan kelompok asma alergi. Sedangkan ekstrak Aegle marmelos dosis 500 mg/KgBB mampu menurunkan rerata hitung eosinofil trakhea namun tidak berbeda signifikan dibandingkan dosis 250 mg/KgBB. Sehingga bisa disimpulkan bahwa ekstrak korteks Aegle marmelos dosis 250 mg/KgBB adalah dosis optimal.en_US
dc.description.abstractAlergi adalah suatu perubahan reaksi pertahanan tubuh yang berlebihan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya. Manifestasi umum dari alergi adalah asma. Asma merupakan sindroma yang kompleks yang melibatkan berbagai sel inflamasi yang salah satunya adalah eosinofil. Eosinofil akan teraktivasi oleh mediator kimia yang dihasilkan oleh degranulasi sel mast. Korteks Maja (Aegle marmelos Correa) memiliki beberapa kandungan kimia yang berpotensi sebagai antialergi yaitu diantaranya marmin, aegelin, lupeol. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi golongan senyawa ekstrak, mempelajari aspek mekanisme farmakologi dan dosis optimal ekstrak korteks Aegle marmelos Correa sebagai antialergi pada tikus terinduksi ovalbumin melalui penghambatan migrasi eosinofil trakhea secara in vivo. Sebanyak 1250 gram serbuk korteks Aegle marmelos diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% (1:4), kemudian diidentifikasi menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan densitometri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design menggunakan 25 ekor tikus wistar jantan, dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok K0: tanpa perlakuan. Kelompok K(-): sensitisasi OVA aerosol. Kelompok P1 (125 mg/KgBB), P2 (250 mg/KgBB), P3 (500 mg/KgBB): sensitisasi OVA aerosol dengan variasi dosis ekstrak. Hari ke-14 dilakukan pengambilan jaringan trakhea untuk pemeriksaan hispatologi. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA dan Post Hoc Test. Rata-rata hitung eosinofil trakhea tertinggi terdapat pada kelompok K(-) (10.6 ± 2.19), diikuti oleh P1, P2, P3 dan K0. Aegle marmelos terdeteksi memiliki kandungan senyawa kumarin, steroid dan alkaloid. Pemberian ekstrak Aegle marmelos dosis 250 mg/KgBB mampu menurunkan rerata hitung eosinofil trakhea tikus wistar secara signifikan dibandingkan kelompok asma alergi. Sedangkan ekstrak Aegle marmelos dosis 500 mg/KgBB mampu menurunkan rerata hitung eosinofil trakhea namun tidak berbeda signifikan dibandingkan dosis 250 mg/KgBB. Sehingga bisa disimpulkan bahwa ekstrak korteks Aegle marmelos dosis 250 mg/KgBB adalah dosis optimal.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectAegle marmelos Correa, asma alergi, KLT-densitometri, eosinofilen_US
dc.titleSTUDI AKTIVITAS ANTIALERGI EKSTRAK KORTEKS MAJA (AEGLE MARMELOS CORREA) PADA TIKUS WISTAR YANG TERINDUKSI OVALBUMIN MELALUI INHIBISI MIGRASI EOSINOFIL TRAKHEAen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record