dc.contributor.advisor | | |
dc.contributor.author | TRIASTUTI, PRASTIKA CANDRA | |
dc.date.accessioned | 2018-03-27T03:57:34Z | |
dc.date.available | 2018-03-27T03:57:34Z | |
dc.date.issued | 2015 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18283 | |
dc.description | Latar belakang :Batuk adalah mekanisme refleks tubuh untuk mengeluarkan
iritan dari tubuh. Durasi batyuk kronik yaitu > 8 minggu dan batuk kronis
biasanya digunakan sebagai tanda adanya penyakit lain yang berat yaitu asma,
tuberculosis (tbc), penyakit paru obstruktif kronik (ppok), gastro esophageal
reflux disease (gerd), dan kanker paru. Prevalensi dari berbagai penyakit tersebut
meningkat pada beberapa tahun terakhir.
Metode :Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
observasional analitik dengan metode cross sectional. Sampel sputum yang
digunakan ada 30 sampel yang di tanam pada media agar darah dan mc Conkey.
Lalu, didapatkan hasil bakteri yang tumbuh kemudian bakteri tersebut
diidentifikasi jenis bakterinya setelah itu dilakukan uji sensitivitas dengan
menggunakan antibiotika amoksiklav, seftriakson, dan siprofloksasin.
Hasil : Terdapat empat jenis backteri yaitu; Staphylococcus aureus,
Staphylococcus non aureus, Klebsiella sp, dan Escherechia coli,sp.
Staphylococcus aureus yang sensitif terhadap siprofloksasin 54,5% dan
intermediet sensitif 36,4%, resisten terhadap ceftriakson 81,8% , dan juga resisten
terhadap amoksiklav 90,9%. Pada Staphylococcus non aureus didapatkan hasil
sensitif terhadap siprofloksasin 62,5% , dan intermediet sensitif 37,5%, sedangkan
untuk amoksiklav resisten 62,5 % , untuk ceftriakson juga sudah resisten 87,5%.
Pada Escherechia coli dan Klebsiella,sp , keduanya resisten terhadap ceftriakson
100 %, dan sensitif terhadap siprofloksasin. Pada Escherechia coli didapatkan
hasil resisten terhadap amoksiklav 80 % dan untuk Klebsiella,sp 50 % resisten
50% intermediet sensitif.
Kesimpulan: Semua jenis bakteri sensitive terhadap antibiotika siprofloksasin
dan semua bakteri resisten terhadap seftriakson. | en_US |
dc.description.abstract | Latar belakang :Batuk adalah mekanisme refleks tubuh untuk mengeluarkan
iritan dari tubuh. Durasi batyuk kronik yaitu > 8 minggu dan batuk kronis
biasanya digunakan sebagai tanda adanya penyakit lain yang berat yaitu asma,
tuberculosis (tbc), penyakit paru obstruktif kronik (ppok), gastro esophageal
reflux disease (gerd), dan kanker paru. Prevalensi dari berbagai penyakit tersebut
meningkat pada beberapa tahun terakhir.
Metode :Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
observasional analitik dengan metode cross sectional. Sampel sputum yang
digunakan ada 30 sampel yang di tanam pada media agar darah dan mc Conkey.
Lalu, didapatkan hasil bakteri yang tumbuh kemudian bakteri tersebut
diidentifikasi jenis bakterinya setelah itu dilakukan uji sensitivitas dengan
menggunakan antibiotika amoksiklav, seftriakson, dan siprofloksasin.
Hasil : Terdapat empat jenis backteri yaitu; Staphylococcus aureus,
Staphylococcus non aureus, Klebsiella sp, dan Escherechia coli,sp.
Staphylococcus aureus yang sensitif terhadap siprofloksasin 54,5% dan
intermediet sensitif 36,4%, resisten terhadap ceftriakson 81,8% , dan juga resisten
terhadap amoksiklav 90,9%. Pada Staphylococcus non aureus didapatkan hasil
sensitif terhadap siprofloksasin 62,5% , dan intermediet sensitif 37,5%, sedangkan
untuk amoksiklav resisten 62,5 % , untuk ceftriakson juga sudah resisten 87,5%.
Pada Escherechia coli dan Klebsiella,sp , keduanya resisten terhadap ceftriakson
100 %, dan sensitif terhadap siprofloksasin. Pada Escherechia coli didapatkan
hasil resisten terhadap amoksiklav 80 % dan untuk Klebsiella,sp 50 % resisten
50% intermediet sensitif.
Kesimpulan: Semua jenis bakteri sensitive terhadap antibiotika siprofloksasin
dan semua bakteri resisten terhadap seftriakson. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | batuk kronis, bakteri, uji kepekaan | en_US |
dc.title | POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB BATUK KRONIS TERHADAP ANTIBIOTIKA AMOKSIKLAV, SEFTRIAKSON, DAN SIPROFLOKSASIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |