Show simple item record

dc.contributor.advisorHERNINGTYAS, RATIH
dc.contributor.authorFERMALASARI, ZENNY FITRIANA
dc.date.accessioned2018-03-28T02:27:49Z
dc.date.available2018-03-28T02:27:49Z
dc.date.issued2015-04-22
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18306
dc.descriptionBerdasarkan pada pemaparan di bab-bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan bahwa konflik yang terjadi di Xinjiang terjadi karena pemerintah Tongkok mendiskriminasi etnis Uighur yang mendiami wilayah Xinjiang. Di wilayah Xinjiang tersebut tidak hanya tinggal etnis Uighur saja, tetapi juga ditinggali oleh etnis Han yang merupakan etnis asli Tiongkok. Tetapi, karena Uighur ini beragama muslim dan bukan merupakan suku asli Tiongkok, maka pemerintah Tiongkok pun memperlakukan etnis Uighur dengan cara represif dan semena-mena. Salah satu tindakan represif yang dilakukan terhadap etnis Uighur terssebut adalah Pemerintah Tiongkok melarang etnis Uighur untuk melakukan ibadah. Seperti melarang mereka untuk sholat berjamaah di masjid, melarang mereka untuk berpuasa, dan mempersulit mereka untuk mendapatkan pekerjaan, serta mempersulit mereka membuat paspor untuk naik haji. Jika mereka melanggar peraturan dari pemerintah Tiongkok, maka pemerintah akan makin mempersulit kehidupa nmereka, dan bahkan pemerintah tidak segan-segan untuk memberikan kekerasan fisik terhadap etnis Uighur tersebut.en_US
dc.description.abstractBerdasarkan pada pemaparan di bab-bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan bahwa konflik yang terjadi di Xinjiang terjadi karena pemerintah Tongkok mendiskriminasi etnis Uighur yang mendiami wilayah Xinjiang. Di wilayah Xinjiang tersebut tidak hanya tinggal etnis Uighur saja, tetapi juga ditinggali oleh etnis Han yang merupakan etnis asli Tiongkok. Tetapi, karena Uighur ini beragama muslim dan bukan merupakan suku asli Tiongkok, maka pemerintah Tiongkok pun memperlakukan etnis Uighur dengan cara represif dan semena-mena. Salah satu tindakan represif yang dilakukan terhadap etnis Uighur terssebut adalah Pemerintah Tiongkok melarang etnis Uighur untuk melakukan ibadah. Seperti melarang mereka untuk sholat berjamaah di masjid, melarang mereka untuk berpuasa, dan mempersulit mereka untuk mendapatkan pekerjaan, serta mempersulit mereka membuat paspor untuk naik haji. Jika mereka melanggar peraturan dari pemerintah Tiongkok, maka pemerintah akan makin mempersulit kehidupa nmereka, dan bahkan pemerintah tidak segan-segan untuk memberikan kekerasan fisik terhadap etnis Uighur tersebut.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectKETERLIBATAN TURKIen_US
dc.subjectKONFLIK XINJIANGen_US
dc.titleKETERLIBATAN TURKI DALAM KONFLIK XINJIANG TAHUN 2009en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record