Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorPUTRI. W, DEDEK EKA
dc.date.accessioned2018-03-28T03:47:34Z
dc.date.available2018-03-28T03:47:34Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18319
dc.descriptionAdanya unsur pelanggengan paham patriarki dalam penjelasan sang penceramah selaku pembicara pada tema Perawan dalam program “Hati ke Hati” ketika menjelaskan bagaimana keperawanan dipandang dari sudut pandang sosial dan agama, tapi penjelasan yang diberikan sang penceramah tidak objektif. Penjelasan yang diberikan cendrung timpang dan merugikan perempuan, ketika seorang perempuan yang tidak perawan lagi sebelum menikah dianggap setara dengan pelacur dan pezina seperti yang terjadi dalam program “Hati ke Hati” tema Perawan ini yang memaknai bahwa keperawanan seorang perempuan adalah barometer kesuciannya dan keperjakaan seorang laki-laki adalah hak mutlak yang dimiliki seorang laki-laki dimana hanya laki-laki saja yang memiliki keputusan “mau diberi” kepada siapa keperjakaan tersebut tanpa khawatir akan cap negatif yang diberikan oleh lingkungan sosialnya karena keperjakaan tidak menjadi barometer kesucian laki-laki. Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretatif konstruktif, dimana para informan melakukan pemaknaan dan pemahaman atas konstruksi gender dalam pesan teks yang mereka terima dari media dalam hal ini tema Perawan dalam program “Hati ke Hati” di ANTV. Tiga orang informan yang digunakaan dalam penelitian ini saya dapatkan melalui purposive sampling. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara (indepth interview), buku, jurnal dan internet. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa posisi pembacaan para informan terhadap tema Perawan dalam program “Hati ke Hati” berbeda-beda Faktor-faktor dasar yang mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman para informan adalah faktor sosio-kultural, pendidikan dan ekonomi. Ini sangat terlihat dari bagaimana pemahaman informan yang memiliki basic pendidikan yang tinggi serta ekonomi yang mapan, ia berani menentukan sikap penolakan yang kuat terhadap konstruksi gender (dalam hal ini adalah paham patriarki) yang disebarkan dalam tema Perawan ini dan dalam penyebaran makna dalam kehidupan sehari-hari dia juga lebih luas karena lingkungan sosialnya juga beragam dan luas. Sedangkan yang terjadi pada informan yang memiliki latar belakang pendidikan rendah dan ekonomi yang lemah penolakan tersebut terjadi dengan dasar yang lemah karena mereka merasa tidak punya kekuatan lebih untuk menentang ataupun menolak sistem patriarki yang ada.en_US
dc.description.abstractAdanya unsur pelanggengan paham patriarki dalam penjelasan sang penceramah selaku pembicara pada tema Perawan dalam program “Hati ke Hati” ketika menjelaskan bagaimana keperawanan dipandang dari sudut pandang sosial dan agama, tapi penjelasan yang diberikan sang penceramah tidak objektif. Penjelasan yang diberikan cendrung timpang dan merugikan perempuan, ketika seorang perempuan yang tidak perawan lagi sebelum menikah dianggap setara dengan pelacur dan pezina seperti yang terjadi dalam program “Hati ke Hati” tema Perawan ini yang memaknai bahwa keperawanan seorang perempuan adalah barometer kesuciannya dan keperjakaan seorang laki-laki adalah hak mutlak yang dimiliki seorang laki-laki dimana hanya laki-laki saja yang memiliki keputusan “mau diberi” kepada siapa keperjakaan tersebut tanpa khawatir akan cap negatif yang diberikan oleh lingkungan sosialnya karena keperjakaan tidak menjadi barometer kesucian laki-laki. Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretatif konstruktif, dimana para informan melakukan pemaknaan dan pemahaman atas konstruksi gender dalam pesan teks yang mereka terima dari media dalam hal ini tema Perawan dalam program “Hati ke Hati” di ANTV. Tiga orang informan yang digunakaan dalam penelitian ini saya dapatkan melalui purposive sampling. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara (indepth interview), buku, jurnal dan internet. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa posisi pembacaan para informan terhadap tema Perawan dalam program “Hati ke Hati” berbeda-beda Faktor-faktor dasar yang mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman para informan adalah faktor sosio-kultural, pendidikan dan ekonomi. Ini sangat terlihat dari bagaimana pemahaman informan yang memiliki basic pendidikan yang tinggi serta ekonomi yang mapan, ia berani menentukan sikap penolakan yang kuat terhadap konstruksi gender (dalam hal ini adalah paham patriarki) yang disebarkan dalam tema Perawan ini dan dalam penyebaran makna dalam kehidupan sehari-hari dia juga lebih luas karena lingkungan sosialnya juga beragam dan luas. Sedangkan yang terjadi pada informan yang memiliki latar belakang pendidikan rendah dan ekonomi yang lemah penolakan tersebut terjadi dengan dasar yang lemah karena mereka merasa tidak punya kekuatan lebih untuk menentang ataupun menolak sistem patriarki yang ada.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectTalkshow Religi+Penerimaan Khalayak+Ibu-ibu Muda+Konstruksi gender dalam Mediaen_US
dc.titleRECEPTION ANALYSIS IBU-IBU MUDA DUSUN SOBOMAN YOGYAKARTA TERHADAP TEMA PERAWAN DALAM PROGRAM “HATI KE HATI”en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record