| dc.contributor.advisor | | |
| dc.contributor.author | IMMASARI, MERRYSA | |
| dc.date.accessioned | 2018-05-11T03:05:31Z | |
| dc.date.available | 2018-05-11T03:05:31Z | |
| dc.date.issued | 2018-04-20 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18719 | |
| dc.description | Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi-strategi (upaya) pemerintah Indonesia dalam menjaga stabilitas ekspor minyak sawit setelah adanya kampanye negatif. Dapat diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan penghasilan produksi minyak sawit terbesar di dunia. Oleh sebab itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan produsen CPO terbesar di pasar global. Hal tersebut, dapat dibuktikan menurut riset Rabobank pada tahun 2012 beberapa waktu lalu menyebutkan, Indonesia mendominasi komoditas minyak sawit dan telah berhasil memproduksi minyak sawit Indonesia sendiri, mengkontribusikan 48 persen dan menjadikan salah satu komositas andalan Indonesia. Dalam proses produksi minyak sawit, Indonesia hampir setiap tahunnya melakukan perluasan lahan untuk membuka perkebunan kelapa sawit. Namun, adanya perluasan lahan tersebut dipermasalahkan oleh banyak pihak (termasuk LSM baik regional maupun internasional).
Beberapa stigma negatif terhadap minyak sawit Indonesia yang dilontarkan. Deforestasi sebagai contohnya, dalam perluasan perkebunan minyak kelapa sawit Indonesia dicurigai telah melakukan deforestasi dengan cara pembakaran hutan. Adanya kampanye negatif tersebut semakin berkembang hingga terus memunculkan pandangan publik yang negatif dan tentunya dapat mengancam persawitan minyak sawit Indonesia. Pemerintahpun beranggapan bahwa isu tersebut merupakan tindak diskriminatif serta dapat mengancam minyak sawit Indonesia. Setelah adanya isu tersebut tentunya pemerintah tidak hanya diam terlebih isu tersebut memberikan dampak buruk terhadap penurunan ekspor minyak sawit pada tahun 2015. Sehingga, memicu pemerintah untuk mempertahankan stabilitas ekspor minyak sawit dipasar global, melalui strategi-strategi yang telah dirancang. | en_US |
| dc.description.abstract | This study was created with the aim to know the strategies and efforts of the Indonesian government to maintain the stability of palm oil exports after the negative campaign. It is known that Indonesia is one of countries with the largest production income of palm oil in the world. Therefore, Indonesia is one of largest CPO producers in the global market. This can be proven by Rabobank research in 2012, said Indonesia dominated palm oil commodity and has succeeded in producing Indonesia’s own palm oil, contributing 48% and making one of Indonesia’s mainstay commodities. If the process of producing palm oil, almost every year Indonesia expand the land to open palm oil plantations. However, the extension of the land is disputed by many parties (including regional dan international NGOs)
Some negative stigma againts Indonesia’s palm oil thrown. Deforestation, for example, in the expansion of Indonesia palm oil plantations is suspected of deforestation by forest burning. The negative campaign is increasingly evolving to continue generating negative public outlook and certanily can threaten the palm oil industry in Indonesia. The Government see tha the issue is a discriminatory act and could threaten Indonesia’s palm oil. Following the campaign, the government had to do something as the issue has a negative impact on decline of palm oil exports by 2015, thus prompting the government to maintain the stability of palm oil exports in the global market, through the strategies that have been designed. | en_US |
| dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
| dc.subject | Efforts, Indonesian Government, Palm oil, Negative Campaign, Palm oil, Export Upaya, Pemerintah Indonesia, Kelapa sawit, Kampanye Negatif, Ekspor minyak sawit | en_US |
| dc.title | UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENJAGA STABILITAS EKSPOR MINYAK SAWIT SETELAH ADANYA KEMPANYE NEGATIF | en_US |
| dc.type | Thesis
SKR
FISIP
085 | en_US |
