Show simple item record

dc.contributor.authorSETIAWAN, ASEP
dc.date.accessioned2018-05-17T15:40:51Z
dc.date.available2018-05-17T15:40:51Z
dc.date.issued2018-04-17
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18805
dc.description.abstractTidak hanya tafsir al-Qur’an yang dianggap oleh para kaum feminis sebagai produk para mufassir yang umumnya laki-laki sehingga menghasilkan tafsir al-Qur’an yang bias jender, namun, mereka juga menganggap bahwa bias jender yang terdapat dalam hukum-hukum syari’ah yang disarikan dari hadis-hadis Rasulullah Saw., juga disebabkan karena para perawi hadisnya terdiri dari kaum laki-laki, sehingga tidak dapat terlepas dari pengaruh budaya patriarki. Di samping itu, golongan feminis juga berpendapat bahwa masuknya orang Syiria, Mesir, Parsi dan agama-agama lain ke dalam Islam, menyebabkan sikap dan praktek prejudis mereka terhadap wanita serta adat istiadat dan tradisi patriarki, dibawa bersama mereka ke dalam masyarakat Islam sehingga memberi pengaruh terhadap proses kodifikasi hukum Islam. Salah satu di antara hadis-hadis yang dianggap oleh kaum feminis sebagai bukti bahwa Islam adalah agama yang misoginis adalah hadis yang menyatakan bahwa wanita akan menjadi penghuni neraka secara mayoritas (aktsar ahl al-naar) dan merupakan makhluk yang lemah dari segi akal dan agamanya (naaqishaat ‘aql wa diin). Mereka menganggap bahwa hadis ini jelas merendahkan kemampuan akal wanita dengan adanya bukti lain yaitu kesaksian dua wanita adalah sama dengan kesaksian seorang laki-laki. Bahkan di antara mereka ada yang yang berpendapat bahwa hadis ini merupakan salah satu dari ribuan hadis yang dipalsukan dan dinyatakan sebagai sunnah Nabi Saw. Menurut mereka, hadis ini tidak bisa diterima karena tidak masuk akal dan tidak sejalan dengan ayat al-Qur’an. Di sisi lain, mereka juga menyatakan bahwa, karena status hadis ini tidak mutawattir dan bukan pula masyhuur, dikalangan para ahli hadis sendiri menilai bahwa statusnya adalah tentatif (dzanni). Karena statusnya dzanni dan kandungannya meragukan, maka tidak boleh meyakininya begitu saja. Benarkah pendapat dan anggapan yang dinyatakan oleh kaum feminis di atas? Dan bagaimana semestinya memahami hadis tersebut? Benarkah bahwa hadis tersebut bermasalah karena merendahkan martabat kaum wanita dan harus ditolak? Berangkat dari anggapan dan tuduhan yang dilontarkan oleh para kaum feminis di atas, maka tulisan ini berupaya untuk menghadirkan penjelasan yang komprehensif dan objektif sekaligus menawarkan pemahaman yang holistik atas hadis yang berbicara tentang wanita akan menjadi penghuni neraka secara mayoritas (aktsar ahl al-naar) dan kelemahan wanita dari sisi akal dan agamanya tersebut (naaqishaat ‘aql wa diin), baik dari aspek sanad maupun matn-nya. Di samping itu, tulisan ini juga sekaligus berusaha untuk menjawab dan meng-counter pandangan kaum feminis yang menganggap bahwa hadis itu bermasalah dan harus ditolak.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectKajian Hadis, Kritik Sanad dan Matan, Hadis Misoginis, Feminismeen_US
dc.titleKAJIAN HADIS TENTANG WANITA; SEBAGAI MAYORITAS PENGHUNI NERAKA DAN KELEMAHANNYA DARI SISI AKAL DAN AGAMA (Sanggahan atas Gugatan Kaum Feminis terhadap Hadis ‘Misoginis’)en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • JURNAL
    Berisi tulisan dosen dalam yang telah dimuat dalam jurnal nasional maupun internasional yang tidak diterbitkan oleh UMY. Diharapkan menambahkan link dari jurnal yang asli dalam diskripsinya.maupun internasional

Show simple item record