dc.description.abstract | Pelibatan partisipasi masyarakat dalam pariwisata di Kota Yogyakarta masih minim. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Condroyono, kepala Baparda DIY yang menyatakan bahwa sense of tourism masyarakat DIY, termasuk birokrasinya masih sangat rendah. Dalam pengembangan pariwisata selama ini budaya masyarakat setempat lebih dilihat sebagai
objek, sehingga mengakibatkan “menjual budaya” dengan adanya pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dapat ditekankan kesetaraan antara masyarakat dengan turis dan berkembangnya budaya sebagai jati diri bangsa. Masyarakat sendiri memberikan penjelasan tentang budaya dan kebiasaan setempat. Dengan demikian, turis lebih mengerti tentang kebudayaan, kebiasaan dan kecenderungan mengikuti atau patuh pada aturan yang berlaku di tempat yang dikunjungi. Pengalaman dapat membantu anda saling pengertian dan menghargai nila-nilai yang berbeda yang pada gilirannya mendukung masyarakat untuk lebih terbuka dan memberi penjelasan tentang pengetahuan lokal kepada turis Untuk itulah, perlu dilakukan penelitian dengan melakukan need assessment, dan formulasi model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, supaya pengembangan dan konservasi wisata di Kota Yogyakarta dapat berjalan secara maksimal, efektif, dan efisien. | en_US |