Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorFITRI, RELIZA ONIDEMA MISKATU
dc.date.accessioned2018-05-24T07:44:16Z
dc.date.available2018-05-24T07:44:16Z
dc.date.issued2018-04-19
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/19052
dc.descriptionDalam tekanan globalisasi saat ini, kerjasama lintas negara bukan hanya persoalan hubungan bilateral, multilateral, maupun di suatu regional yang dilakoni oleh negara. Seiring perkembangannya, aktor - aktor lain juga dapat melangsungkan hubungan kerjasama. Pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi. Kerjasama Sister City menjadi pilihan baru untuk memajukan perkembangan atau mendukung pemekaran dari suatu kota. Bandung merupakan kota yang menjadikan Sister City sebagai salah satu wujud kerjasama yang dapat membantu mewujudkan visi nya. Tahun 2016, penandatanganan MoU Kerjasama Low Carbon Development oleh Bandung dan Kawasaki menandakan bahwa Bandung menerima tawaran kerjasama dari Kawasaki di bidang lingkungan. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan alasan Pemerintah Kota Bandung menerima tawaran kerjasama dari Kawasaki. Metode yang digunakan adalah kualitatif yaitu dengan mewawancarai narasumber dari Staf Bagian Kerjasama Luar Negeri Kota Bandung, Staf Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, serta Staf Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung. Selain itu, penulis menyajikan data dari website, berita, buku, dan sumber- sumber lain. Penulis melakukan penelitian ini dengan kacamata teori kerjasama internasional dan teori hijau. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa alasan Bandung melakukan kerjasama dengan Kawasaki adalah Bandung akan memperoleh keuntungan yang tidak didapatkan jika bekerjasama dengan kota lain, yaitu transfer teknologi dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, serta Bandung memerlukan role model yang sekaligus mendukung perbaikan lingkungannya.en_US
dc.description.abstractNowadays, under globalization pressure, international coorperation is not only talking about bilateral, multilateral, or regional relationship which is acted by nation-state. The other actors could be the main actor who directly enforce an international relation. The government of province, regency, and city could control and build its government business based on autonomy principle. Sister City is a new choice to advance the development or support the growth of a city. Bandung is a city which choose Sister City as a one of form that could give a support to reach the city vision. In 2016, Bandung and Kawasaki signed MoU of Low Carbon Development, and it means Bandung accepted cooperation offer from Kawasaki in environmental field. This research focuses on explaining the reason of Bandung Government accepted a cooperation offer from Kawasaki. The metode which is used in this research is qualitative with interviewing Bagian Kerjasama Luar Negeri, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, also Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Bandung City’s Staffs. Moreover, the writer took secondary data from website, news, books, and the other sources. The writer uses international cooperation theory and green theory. The result of research is Bandung will reach different profits if comparing with other cities, such as technology transfer and enhancement of human resource. And also Bandung needs a role model and support it in environmental field at once.en_US
dc.publisherFISIP UMYen_US
dc.subjectBandung, Kawasaki, Sister City, Low Carbon Development, Paradiplomacy. Bandung, Kawasaki, Sister City, Low Carbon Developmenten_US
dc.titleALASAN BANDUNG MELAKUKAN KERJASAMA SISTER CITY DENGAN KAWASAKI, KANAGAWA PREFECTURE, JEPANG (2015-2017)en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 197en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record