Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorRAMADI, RAMADI
dc.date.accessioned2018-05-31T06:09:15Z
dc.date.available2018-05-31T06:09:15Z
dc.date.issued2018-04-26
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/19289
dc.descriptionKeberadaan calon independen dalam Pilkada ke depan memberi nuansa baru dalam pelaksanaan demokrasi. Kehadiran calon independen merupakan konsekuensi dari meningkatkan pendidikan politik masyarakat. Dan kini masyarakat semakin pandai dalam menentukan preferensi politiknya. Namun demikian, pada kenyataannya calon independen tetap mengalami kekalahan di berbagai tempat seperti yang terjadi di Kota Pekanbaru, sehingga dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui faktor apa yang menyebabkan pasangan calon independen mengalami kekalahan pada Pilkada di Kota Pekanbaru tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dalam penelitian ini analisis dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui kajian dokumen yang didapatkan dari KPU Kota Pekanbaru dan pasangan calon independen Herman Nazar-Defi Warman. Adapun teknik wawancara dari berbagai narasumber yaitu tim relawan HEFI kandidat independen HN-DW dan tim sukses kandidat incumbent Firdaus-Ayat. Hasil penelitian menunjukkan adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kekalahan pasangan calon independen Herman Nazar-Defi Warman pada Pilkada 2017 di Kota Pekanbaru secara umum 1) Figur kandidat incumbent sangat dominan dan kuat, 2) Visi-misi kandidat independen masih bersifat universal, 3) Waktu yang dibutuhkan sangat terbatas untuk melakukan sosialisasi pengenalan kandidat independen 4) Kandidat independen tidak mampu menyatukan basis kekuatan kedaerahan 5) manuver tim abu-abu menyebabkan dukungan suara untuk kandidat independen menjadi terfragmentasi 6) Perkembangan isu politik yang menyatakan kandidat independen sebagai pemecah suara partai Golkar. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi kekalahan pasangan calon independen HN-DW terletak pada kekuatan tim relawan HEFI yang tidak memiliki struktur secara jelas dan hanya bergerak dengan inisiatif kerelawanan secara fleksibel. Kemudian memudahkan bagi tim abu-abu untuk masuk dalam jaringan mesin politik sebagai free riders. Masuknya tim abu-abu sebagai free riders didalam tubuh mesin politik pasangan calon independen, hanya sebagai tim yang mementingkan popularitas keindividuan dengan harapan untuk dapat dikenal masyarakat bahwa mereka merupakan institusi politik yang bergerak atas nama kandidat independen HNDW. Namun pergerakan ini, tidak melahirkan benefit ataupun good thing untuk memenangkan kandidat independen, tetapi justru sebaliknya sosialisasi yang dilakukan membuat masyarakat tidak yakin dan ragu pada kualitas figur kandidat independen. Keberadaan tim abu-abu membuat suara pendukung calon independen HN-DW menjadi terfragmentasi dan berubah mendukung kandidat lain.en_US
dc.publisherFISIP UMYen_US
dc.subjectCalon Independen, Pilkadaen_US
dc.titleANALISIS KEKALAHAN PASANGAN CALON INDEPENDEN HERMAN NAZAR-DEFI WARMAN PADA PILKADA DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2017en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 117en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record