Show simple item record

dc.contributor.authorWULANDARI, DINI HARDINA
dc.date.accessioned2018-05-31T07:23:20Z
dc.date.available2018-05-31T07:23:20Z
dc.date.issued2018-03-20
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/19311
dc.descriptionPERAMALAN DAN PEMETAAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KULON PROGO. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten penghasil beras di DIY. Saat ini banyak pembangunan dilakukan di Kabupaten Kulon Progo salah satunya pembangunan bandara di Kecamatan Temon. Pembangunan bandara tersebut memakan sekitar 400 ha lahan produktif pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung lahan di Kabupaten Kulon Progo tahun 2007-2016, membuat peramalan daya dukung lahan tahun 2017-2020 dan membuat pemetaan berkaitan dengan daya dukung lahan. Metode analisis dilakukan secara deskripsi. Penelitian ini didasarkan pada data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan dari tahun 2007-2016 daya dukung lahan di Kabupaten Kulon Progo berada pada kelas II. Artinya Kabupaten Kulon Progo mampu melakukan swasembada beras tetapi belum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya. Pada tahun 2016 daya dukung lahan di Kabupaten Kulon Progo sebesar 1,637. Hasil peramalan daya dukung lahan menunjukan bahwa rata-rata daya dukung lahan tahun 2017-2020 berada pada kelas II. Berdasarkan hasil peramalan diperoleh bahwa hanya Kecamatan Nanggulan yang daya dukungnya selalu berada dikelas I Pemetan wilayah dilakukan berdasarkan tahun awal dan akhir peramalan yaitu tahun 2017 dan 2020. Berdasarkan hasil peramalan, dari tahun ke tahun selalu terjadi penurunan tingkat daya dukung lahan di Kabupaten Kulon Progo. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk mencegah terjadinya penurunan daya dukung lahan.en_US
dc.description.abstractKulon Progo Regency is one of the rice producing districts in Yogyakarta. Currently a lot of development is done in Kulon Progo Regency one of the airport development in Temon District. The construction of the airport takes up about 400 ha of agricultural productive land. This research aims to determine the carrying capacity of agriculture land food crops in Kulon Progo Regency, to forecast the carrying capacity of agriculture land crops in 2017-2020 and to make mapping related to land carrying capacity. The method of analysis is done by description. The data used are secondary data derived from the Central Statistics Agency (BPS) and the Department of Agriculture in Kulon Progo Regency. The results showed that the land carrying capacity in Kulon Progo Regency was in class II in 2007-2016. This means that Kulon Progo Regency is capable of self-sufficiency in rice but has not been able to provide a decent living for its inhabitants. In 2016 the land carrying capacity in Kulon Progo Regency is 1,637. The result of land carrying capacity forecasting shows that the average of land carrying capacity in 2017-2020 is in class II. The regional division is based on the beginning and end of the forecasting year of 2017 and 2020. Based of the forecasting, only Nanggulan Sub-district is in class I. Based on the results of forecasting, from year to year there is always a decline in the carrying capacity of the land in Kulon Progo Regency. Therefore, there should be efforts to prevent the occurrence of land subsidy. Some efforts include extensification efforts by utilizing marginal land, food diversification, and making PLP2B policy.en_US
dc.publisherFP UMYen_US
dc.subjectDaya dukung lahan, Peramalan, Pemetaan Wilayah, Kabupaten Kulon Progo.Land carrying capacity, Forecasting, Area Mapping, Kulon Progo Regencyen_US
dc.titlePERAMALAN DAN PEMETAAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KULON PROGOen_US
dc.typeThesis SKR F P 027en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record