| dc.contributor.author | AJI, DIMAS KUSUMA | |
| dc.date.accessioned | 2018-06-28T03:11:50Z | |
| dc.date.available | 2018-06-28T03:11:50Z | |
| dc.date.issued | 2018-05-05 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/19821 | |
| dc.description | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai nilai dan nilai tambah pada pelaku ikm Mebel Kayu pada Sentra IKM Mebel Kayu di Desa Kedungkeris Kecamatan Nglipar, Gunungkidul. Subjek dalam penelitian ini adalah pelaku rantai nilai pada sentra ikm mebel kayu di Desa Kedungkeris Kecamatan Nglipar, Gunungkidul. Dalam penelitian ini sampel responden berjumlah 19 orang yang dipilih melalui metode populasi dan snow ball sampling. Metode analisis yang digunakan adalah metode analsis rantai pasok, rantai nilai dan nilai tambah.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa rantai pasokan pada sentra IKM mebel kayu di Desa Kedungkeris, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul terdiri dari 2 model. Model 1 terdiri dari petani – pedagang kayu – pemilik jasa penggergajian – pelaku ikm mebel kayu – konsumen. Model 2 terdiri dari petani – pemilik jasa penggergajian – pelaku ikm mebel kayu – konsumen. Rantai nilai pada sentra IKM mebel kayu terdiri dari 4 pelaku utama, petani dan pedagang kayu sebagai pemasok bahan baku, pemilik jasa penggergajian sebagai penyedia jasa penggergajian dan pelaku IKM sebagai pembuat mebel. Nilai tambah terbesar pada sentra IKM mebel kayu di Desa Kedungkeris Kecamatan Nglipar, Gunungkidul diterima oleh pelaku IKM. | en_US |
| dc.description.abstract | This research aimed to analyze the Value Chain and Added Value on the woodcrafter of wood furniture IKM in wood furniture IKM central in Kedung Keris Village, Nglipar, Gunungkidul Regency. The subject of this research was the Value Chain agent in wood furniture IKM central in Kedung Keris Village, Nglipar, Gunungkidul Regency. In this research, the respondent samples were 20 people chosen by population and snow ball sampling method. The analysis methods used were supply chain, value chain, and added value methods.
According to the analysis done, it was found that: supply chain in wood furniture IKM central in Kedung Keris Village, Nglipar, Gunungkidul Regency consisted of two models. The first model consisted of farmer – wood seller – sawmill industry owner – woodcrafter of wood furniture IKM – consumer. The second model consisted of farmer – sawmill industry owner - woodcrafter of wood furniture IKM – consumer; Value chain in in wood furniture IKM central consisted of 4 prior agents, farmer and wood seller as the raw material supplier, sawmill industry owner as the sawing service supplier and IKM agent as the furniture maker; The biggest added value in wood furniture IKM central in Kedung Keris Village, Nglipar, Gunungkidul Regency was received by the IKM agent. | en_US |
| dc.publisher | FE UMY | en_US |
| dc.subject | Supply Chain, Value Chain, Added Value. Rantai Pasok, Rantai Nilai dan Nilai Tambah | en_US |
| dc.title | ANALISIS RANTAI NILAI DAN NILAI TAMBAH PELAKU IKM MEBEL KAYU DI GUNUNGKIDUL | en_US |
| dc.title.alternative | (STUDI KASUS PADA SENTRA IKM MEBEL KAYU DI DESA KEDUNGKERIS KECAMATAN NGLIPAR, GUNUNGKIDUL) | en_US |
| dc.type | Thesis
SKR
FEB
217 | en_US |
