Show simple item record

dc.contributor.advisorTasminatun, Sri
dc.contributor.authorARVIANI, SEPTANIA DINI
dc.date.accessioned2018-08-30T03:03:03Z
dc.date.available2018-08-30T03:03:03Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/20961
dc.descriptionBiji labu kuning (Cucurbita moschata) memiliki banyak kandungan senyawa yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai obat. Mempunyai efek farmakologi diantaranya adalah sebagai antibakteri, antioksida, antiradikal, antihelmentik, meningkatkan jumlah sel spermatogenik, mencegah pengeroposan tulang dan menurunkan hiperkolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis LD50 ekstrak C. moschata dan mengetahui wujud efek toksik melalui pengamatan skor perdarahan dan skor jumlah PMN pada histologi lambung. Uji toksisitas akut dilakukan pada 50 ekor mencit jantan dengan berat badan 25-35 gram berusia 3 bulan, dibagi menjadi kelompok kontrol, ekstrak C. moschata (ECM) 300 mg/kgBB, 2000 mg/kgBB, 7500 mg/kgBB, dan 15000 mg/kgBB. Ekstrak diberikan secara peroral dosis tunggal. Gejala toksik yang muncul diamati dan dihitung jumlah kematian mencit untuk menentukan LD50. Uji toksisitas subkronis dilakukan pada 24 ekor mencit jantan dengan berat badan 25-35 gram berusia 3 bulan yang dibagi menjadi kelompok kontrol, dosis ECM 400 mg/kgBB, 600 mg/kgBB dan 900 mg/kgBB. Ekstrak diberikan secara peroral selama 30 hari. Berat badan mencit ditimbang setiap minggu. Diamati gejala toksik yang muncul dan dihitung hewan uji yang mengalami kematian. Hewan uji dikorbankan pada hari ke 31. Lambung diambil dan dibuat preparat histologi dengan pewarnaan HE. Pengamatan dilakukan berupa skor perdarahan dan menghitung jumlah PMN. Data dianalisis menggunakan Kruskal Wallis dan Man Withney. Pemberian ECM dalam waktu 24 jam tidak menimbulkan gejala efek toksik ataupun kematian sampai dengan dosis 15000 mg/kgBB yang diberikan. Pemberian ECM selama 30 hari mengakibatkan kematian terhadap beberapa mencit. Data rata-rata skor perdarahan lambung yaitu kontrol : 0,3500±0,1048; ECM 400 : 0,6500±0,2167; ECM 600: 0,4500±0,3016; dan ECM 900: 0,3167±0,2639. Skor perdarahan secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompk. Data rata-rata skor PMN yang diperoleh adalah kontrol: 0,3667±0,2065; ECM 400: 0,8000±0,1788; ECM 600: 0,7333±0,3777; dan ECM 900: 0,8833±0,4578. Skor peningkatan jumlah PMN secara statistic menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok ECM 400, ECM 600, dan ECM 900.en_US
dc.description.abstractBiji labu kuning (Cucurbita moschata) memiliki banyak kandungan senyawa yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai obat. Mempunyai efek farmakologi diantaranya adalah sebagai antibakteri, antioksida, antiradikal, antihelmentik, meningkatkan jumlah sel spermatogenik, mencegah pengeroposan tulang dan menurunkan hiperkolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis LD50 ekstrak C. moschata dan mengetahui wujud efek toksik melalui pengamatan skor perdarahan dan skor jumlah PMN pada histologi lambung. Uji toksisitas akut dilakukan pada 50 ekor mencit jantan dengan berat badan 25-35 gram berusia 3 bulan, dibagi menjadi kelompok kontrol, ekstrak C. moschata (ECM) 300 mg/kgBB, 2000 mg/kgBB, 7500 mg/kgBB, dan 15000 mg/kgBB. Ekstrak diberikan secara peroral dosis tunggal. Gejala toksik yang muncul diamati dan dihitung jumlah kematian mencit untuk menentukan LD50. Uji toksisitas subkronis dilakukan pada 24 ekor mencit jantan dengan berat badan 25-35 gram berusia 3 bulan yang dibagi menjadi kelompok kontrol, dosis ECM 400 mg/kgBB, 600 mg/kgBB dan 900 mg/kgBB. Ekstrak diberikan secara peroral selama 30 hari. Berat badan mencit ditimbang setiap minggu. Diamati gejala toksik yang muncul dan dihitung hewan uji yang mengalami kematian. Hewan uji dikorbankan pada hari ke 31. Lambung diambil dan dibuat preparat histologi dengan pewarnaan HE. Pengamatan dilakukan berupa skor perdarahan dan menghitung jumlah PMN. Data dianalisis menggunakan Kruskal Wallis dan Man Withney. Pemberian ECM dalam waktu 24 jam tidak menimbulkan gejala efek toksik ataupun kematian sampai dengan dosis 15000 mg/kgBB yang diberikan. Pemberian ECM selama 30 hari mengakibatkan kematian terhadap beberapa mencit. Data rata-rata skor perdarahan lambung yaitu kontrol : 0,3500±0,1048; ECM 400 : 0,6500±0,2167; ECM 600: 0,4500±0,3016; dan ECM 900: 0,3167±0,2639. Skor perdarahan secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompk. Data rata-rata skor PMN yang diperoleh adalah kontrol: 0,3667±0,2065; ECM 400: 0,8000±0,1788; ECM 600: 0,7333±0,3777; dan ECM 900: 0,8833±0,4578. Skor peningkatan jumlah PMN secara statistic menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok ECM 400, ECM 600, dan ECM 900.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectCucurbita moschata, toksisitas akut, toksisitas sub kronisen_US
dc.titleUJI TOKSISITAS AKUT DAN SUB-KRONIK EKSTRAK BIJI LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA DUCH. PAIR) PADA ORGAN LAMBUNG MENCIT BALB/Cen_US
dc.typeThesis SKR FKIK 060en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record