dc.contributor.advisor | | |
dc.contributor.author | SAPUTRA, DIMAS ANDIKA | |
dc.date.accessioned | 2018-09-08T05:58:16Z | |
dc.date.available | 2018-09-08T05:58:16Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21156 | |
dc.description | Iklan menggunakan bahasa (verbal, simbol, gambar, dan lain sebagainya) sebagai
representasi dalam proses penyampaian pesan. Sepertihalnya iklan properti di
Indonesia yang telah banyak mendistrorsi akibat dari penggunaan citra dan ideologi
mengenai imaji kota ideal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana imaji
tentang kota direpresentasikan dalam iklan properti Meikarta versi “Aku Ingin
Pindah ke Meikarta”, Agung Podomoro Land versi “Harmony Property”, dan
Agung Sedayu City @Kelapa Gading di Televisi menggunakan metode semiotika
Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam iklan properti telah
banyak mengkontruksi dengan membandingkan imaji negatif Kota Jakarta dengan
imaji kota yang ditampilkan dalam iklan. Konsep rumah dan kota yang ditawarkan
oleh iklan properti pada saat ini sangatlah sederhana, yaitu di mana tempat penghuni
menghindarkan diri dari terjangan keburukan kota Jakarta, tempat di mana fasilitas
dapat menyediakan jawaban terhadap keburukan itu. Kedua, ideologi modernis dan
konsumerisme lahir sebagai “citra cermin” dengan memainkan peran penting dalam
memfasilitasi dan merangsang gaya hidup Dan pada akhirnya tak heran apabila
pujian terhadap perspektif kelas menengah lebih baik dan secara tidak langsung
telah merendahkan mereka yang tinggal di posisi bawah. Terakhir, dalam iklan
proprti telah bergulir sebuah wacana pendisiplinan dan bio-power. Wacana tersebut
digunakan untuk menundukan tubuh masyarakat kota dalam meminimalisasikan
tindakan-tindakan yang sulit diperhitungkan melalui model panoptisme. | en_US |
dc.description.abstract | Iklan menggunakan bahasa (verbal, simbol, gambar, dan lain sebagainya) sebagai
representasi dalam proses penyampaian pesan. Sepertihalnya iklan properti di
Indonesia yang telah banyak mendistrorsi akibat dari penggunaan citra dan ideologi
mengenai imaji kota ideal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana imaji
tentang kota direpresentasikan dalam iklan properti Meikarta versi “Aku Ingin
Pindah ke Meikarta”, Agung Podomoro Land versi “Harmony Property”, dan
Agung Sedayu City @Kelapa Gading di Televisi menggunakan metode semiotika
Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam iklan properti telah
banyak mengkontruksi dengan membandingkan imaji negatif Kota Jakarta dengan
imaji kota yang ditampilkan dalam iklan. Konsep rumah dan kota yang ditawarkan
oleh iklan properti pada saat ini sangatlah sederhana, yaitu di mana tempat penghuni
menghindarkan diri dari terjangan keburukan kota Jakarta, tempat di mana fasilitas
dapat menyediakan jawaban terhadap keburukan itu. Kedua, ideologi modernis dan
konsumerisme lahir sebagai “citra cermin” dengan memainkan peran penting dalam
memfasilitasi dan merangsang gaya hidup Dan pada akhirnya tak heran apabila
pujian terhadap perspektif kelas menengah lebih baik dan secara tidak langsung
telah merendahkan mereka yang tinggal di posisi bawah. Terakhir, dalam iklan
proprti telah bergulir sebuah wacana pendisiplinan dan bio-power. Wacana tersebut
digunakan untuk menundukan tubuh masyarakat kota dalam meminimalisasikan
tindakan-tindakan yang sulit diperhitungkan melalui model panoptisme. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Representasi, Imaji, modernis,konsumerisme, bio-power | en_US |
dc.title | REPRESENTASI IMAJI TENTANG “KOTA” DALAM IKLAN PROPERTI | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
491 | en_US |