dc.contributor.advisor | KUSUMASTIWI, PIPIET OKTI | |
dc.contributor.author | DEWI, RACHMA | |
dc.date.accessioned | 2018-09-21T01:50:38Z | |
dc.date.available | 2018-09-21T01:50:38Z | |
dc.date.issued | 2018-08-24 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21403 | |
dc.description | Latar belakang: Fenomena merokok di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Efek panas rokok dapat memicu inflamasi kelenjar saliva sehingga produksi saliva akan menurun. Hal tersebut akan menurunkan pH saliva pada perokok. Nikotin pada rokok akan menstimulasi syaraf simpatis untuk memproduksi neurotransmitter. Hal tersebut akan memicu terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh darah sehingga suplai darah ke kelenjar saliva akan berkurang. Hal ini akan menurunkan fungsi kelenjar saliva sehingga sekresi saliva akan menurun. Kejadian tersebut akan menurunkan laju aliran saliva sehingga pH saliva akan menurun.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan pH saliva pada pria perokok aktif.
Metode: Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian menggunakan 60 sampel yang dibagi menjadi 2 grup. Hubungan antara merokok dengan pH saliva pada pria perokok aktif dianalisis dengan pengujian Independent T-test.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara merokok dengan pH saliva pada pria perokok aktif. Perhitungan dengan menggunakan pengujian Independent T test. Sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Hasil uji normalitas pada penelitian menunjukkan tidak terdistribusi normal. Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai p > 0,05 (p = 0,000).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara merokok dengan pH saliva pada pria perokok aktif. | en_US |
dc.description.abstract | Latar belakang: Fenomena merokok di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Efek panas rokok dapat memicu inflamasi kelenjar saliva sehingga produksi saliva akan menurun. Hal tersebut akan menurunkan pH saliva pada perokok. Nikotin pada rokok akan menstimulasi syaraf simpatis untuk memproduksi neurotransmitter. Hal tersebut akan memicu terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh darah sehingga suplai darah ke kelenjar saliva akan berkurang. Hal ini akan menurunkan fungsi kelenjar saliva sehingga sekresi saliva akan menurun. Kejadian tersebut akan menurunkan laju aliran saliva sehingga pH saliva akan menurun.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan pH saliva pada pria perokok aktif.
Metode: Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian menggunakan 60 sampel yang dibagi menjadi 2 grup. Hubungan antara merokok dengan pH saliva pada pria perokok aktif dianalisis dengan pengujian Independent T-test.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara merokok dengan pH saliva pada pria perokok aktif. Perhitungan dengan menggunakan pengujian Independent T test. Sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Hasil uji normalitas pada penelitian menunjukkan tidak terdistribusi normal. Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai p > 0,05 (p = 0,000).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara merokok dengan pH saliva pada pria perokok aktif. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Merokok, pH saliva, Perokok Pria | en_US |
dc.title | HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN PH SALIVA PADA PRIA PEROKOK AKTIF (KAJIAN PADA MAHASISWA KEDOKTERAN GIGI UMY) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
157 | en_US |