dc.contributor.advisor | SUKMONO, FILOSA GITA | |
dc.contributor.author | PRASTYAWAN, ERIK BAGUS | |
dc.date.accessioned | 2018-09-24T01:44:48Z | |
dc.date.available | 2018-09-24T01:44:48Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21483 | |
dc.description | Sepakbola tanpa suporter memang bagaikan sayur tanpa garam akan terasa hambar. Suporter juga merupakan sebuah nyawa bagi klub sepakbola dan bahkan menjadi sebuah identitas dari kota itu sendiri. Berbicara rivalitas sebuah suporter klub lokal sepakbola Indonesia yang tepatnya berada di sebuah wilayah pantai utara baru-baru ini terjadi adanya konflik bahkan hingga berujung bentrok antara suporter Persibat Batang dan suporter Persip Pekalongan yang terjadi puncaknya pada tanggal 29 April 2017 saat kedua tim tersebut dipertemukan di kasta dan grup yang sama di liga 2 Indonesia dan sampai sekarang pun masih terjadi gesekan diantara keduanya. Maka di sini peneliti mengkaji dari sudut pandang sebuah fenomena konflik diantara keduanya yang kemudia memunculkan stereotip dan adanya sebuah identitas suatu kelompok yang ikut berperan di dalamnya yang bertujuan untuk mencari dan mendeskripsikan faktor-faktor awal mula rivalitas diantara kedua suporter tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa sebuah konflik suporter akibat adanya rivalitas dan fanatisme yang berlebihan, kemudian stereotip muncul dan terbentuk karena adanya perbedaan kelompok diantara keduanya yang saling bertikai, sedangkan identitas yang berperan di dalam kelompok tersebut tidak lagi di pandang, siapa yang dianggap berbeda dengan kelompoknya itu adalah musuhnya. Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dan data penelitiannya adalah data deskriptif dengan strategi studi kasus agar dapat menangkap fenomena-fenomena yang ada di lapangan, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif. | en_US |
dc.description.abstract | Sepakbola tanpa suporter memang bagaikan sayur tanpa garam akan terasa hambar. Suporter juga merupakan sebuah nyawa bagi klub sepakbola dan bahkan menjadi sebuah identitas dari kota itu sendiri. Berbicara rivalitas sebuah suporter klub lokal sepakbola Indonesia yang tepatnya berada di sebuah wilayah pantai utara baru-baru ini terjadi adanya konflik bahkan hingga berujung bentrok antara suporter Persibat Batang dan suporter Persip Pekalongan yang terjadi puncaknya pada tanggal 29 April 2017 saat kedua tim tersebut dipertemukan di kasta dan grup yang sama di liga 2 Indonesia dan sampai sekarang pun masih terjadi gesekan diantara keduanya. Maka di sini peneliti mengkaji dari sudut pandang sebuah fenomena konflik diantara keduanya yang kemudia memunculkan stereotip dan adanya sebuah identitas suatu kelompok yang ikut berperan di dalamnya yang bertujuan untuk mencari dan mendeskripsikan faktor-faktor awal mula rivalitas diantara kedua suporter tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa sebuah konflik suporter akibat adanya rivalitas dan fanatisme yang berlebihan, kemudian stereotip muncul dan terbentuk karena adanya perbedaan kelompok diantara keduanya yang saling bertikai, sedangkan identitas yang berperan di dalam kelompok tersebut tidak lagi di pandang, siapa yang dianggap berbeda dengan kelompoknya itu adalah musuhnya. Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dan data penelitiannya adalah data deskriptif dengan strategi studi kasus agar dapat menangkap fenomena-fenomena yang ada di lapangan, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Suporter, Identitas, Konflik dan Stereotip | en_US |
dc.title | SUPORTER SEPAKBOLA LOKAL DALAM KONFLIK DAN STEREOTIP ANTAR SUPORTER PERSIBAT BATANG DAN PERSIP PEKALONGAN | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
609 | en_US |