Show simple item record

dc.contributor.advisorZUHRIYATI, ERNI
dc.contributor.authorAZKIA, RIZKI
dc.date.accessioned2018-09-24T06:51:13Z
dc.date.available2018-09-24T06:51:13Z
dc.date.issued2018-08-16
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21523
dc.descriptionKoalisi Partai Gerindra dengan Partai Aceh banyak mendapat perhatian yang besar dari rakyat Aceh, perhatian yang besar ini terjadi karena calon Presiden dari Partai Gerindra mempunyai sejarah yang buruk dengan rakyat Aceh, sejarah yang buruk itu adalah pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintahan pada masa orde baru, pelanggaran HAM yang terjadi di Simpang KKA dilakukan oleh militer yang diduga pemimpin operasi militer pada saat itu adalah Prabowo, namun masa lalu yang buruk itu tidak menghalangi koalisi Partai Gerindra dengan Partai Aceh. Koalisi ini terjadi atas peran elit politik yang berada di Aceh, peran elit politik ini sangat penting didalam pengambilan kebijakan politik dalam partai. Maka peneliti ingin mengetahui bagaiamana peran elit politik dalam berkoalisi bisa terjadi. Menurut peneliti kejadian ini adalah hal yang menarik, karena peristiwa yang menarik ini peneliti ingin menjadikan peristiwa koalisi Partai Aceh dengan Partai Gerindra menjadi tugas akhir. Penelitian yang digunakan dalam metode ini menggunakan metode kualitatif, karena menggunakan metode penelitian kualitatif maka data yang didapatkan melalui wawancara, wawancara dilakukan dari beberapa sumber antara lain dengan mantan ketua Partai Gerindra, mantan timses Partai Aceh, dan petugas Partai Aceh. Partai Gerindra adalah partai dengan power yang sangat kecil di Aceh tetapi Partai Aceh tetap mendukung Partai Gerindra, sedangkan Partai Aceh mempunyai power yang besar di Aceh,dimana pada saat itu Partai Aceh adalah partai pemenang Gubernur di Aceh. Jika dilihat dari segi ideology kedua partai ini tidaklah mempunyai ideology yang sama, sehingga kemungkinan yang terjadilah adalah karena kepentingan yang sama yaitu kepentingan jabatan. Pada tahun 2012 Partai Gerindra membantu Partai Aceh untuk memenangkan pasngan yang diusung oleh Partai Aceh dan hasilnya berhasil, Partai Aceh berhasil menjadikan pasangan Zainil Abdullah dan Muzakkir Manaf menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur. Perkiraan peneliti koalisi ini dilakukan atas dasar kepentingan jabatan sehingga sifatnya koalisi ini hanya sementara, bisa kapan saja kedua belah pihak berpaling. Sehingga penelitian ini akan mencoba melihat bagaimana peran elit politik kedua belah pihak dalam berkoalisi.en_US
dc.description.abstractKoalisi Partai Gerindra dengan Partai Aceh banyak mendapat perhatian yang besar dari rakyat Aceh, perhatian yang besar ini terjadi karena calon Presiden dari Partai Gerindra mempunyai sejarah yang buruk dengan rakyat Aceh, sejarah yang buruk itu adalah pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintahan pada masa orde baru, pelanggaran HAM yang terjadi di Simpang KKA dilakukan oleh militer yang diduga pemimpin operasi militer pada saat itu adalah Prabowo, namun masa lalu yang buruk itu tidak menghalangi koalisi Partai Gerindra dengan Partai Aceh. Koalisi ini terjadi atas peran elit politik yang berada di Aceh, peran elit politik ini sangat penting didalam pengambilan kebijakan politik dalam partai. Maka peneliti ingin mengetahui bagaiamana peran elit politik dalam berkoalisi bisa terjadi. Menurut peneliti kejadian ini adalah hal yang menarik, karena peristiwa yang menarik ini peneliti ingin menjadikan peristiwa koalisi Partai Aceh dengan Partai Gerindra menjadi tugas akhir. Penelitian yang digunakan dalam metode ini menggunakan metode kualitatif, karena menggunakan metode penelitian kualitatif maka data yang didapatkan melalui wawancara, wawancara dilakukan dari beberapa sumber antara lain dengan mantan ketua Partai Gerindra, mantan timses Partai Aceh, dan petugas Partai Aceh. Partai Gerindra adalah partai dengan power yang sangat kecil di Aceh tetapi Partai Aceh tetap mendukung Partai Gerindra, sedangkan Partai Aceh mempunyai power yang besar di Aceh,dimana pada saat itu Partai Aceh adalah partai pemenang Gubernur di Aceh. Jika dilihat dari segi ideology kedua partai ini tidaklah mempunyai ideology yang sama, sehingga kemungkinan yang terjadilah adalah karena kepentingan yang sama yaitu kepentingan jabatan. Pada tahun 2012 Partai Gerindra membantu Partai Aceh untuk memenangkan pasngan yang diusung oleh Partai Aceh dan hasilnya berhasil, Partai Aceh berhasil menjadikan pasangan Zainil Abdullah dan Muzakkir Manaf menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur. Perkiraan peneliti koalisi ini dilakukan atas dasar kepentingan jabatan sehingga sifatnya koalisi ini hanya sementara, bisa kapan saja kedua belah pihak berpaling. Sehingga penelitian ini akan mencoba melihat bagaimana peran elit politik kedua belah pihak dalam berkoalisi.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectPeran, Elit, Koalisi.en_US
dc.titlePERAN ELIT POLITIK DALAM KOALISI PARTAI GERINDRA DENGAN PARTAI ACEH PADA PEMILU PRESIDEN TAHUN 2014 (STUDI KASUS KABUPATEN ACEH UTARA)en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 498en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record