dc.contributor.advisor | SUSILAWATI, DESI | |
dc.contributor.author | RAHMAWATI, INTAN FAJAR | |
dc.date.accessioned | 2018-09-28T01:56:28Z | |
dc.date.available | 2018-09-28T01:56:28Z | |
dc.date.issued | 2018-08 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21570 | |
dc.description | Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah tidak terlepas dari kerja
keras Pemda dalam mengelola keuangannya secara tertib dan taat pada peraturan
perundang-undangan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan
daerah adalah potensi keuangan daerah belum tergali secara optimal. Harus diakui
APBD Kabupaten Sleman masih tergantung dengan besaran dana dari pemerintah
pusat.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan BKAD Kabupaten
Sleman dalam menyelenggarakan otonomi daerah berdasarkan Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) selama tahun 2012-2016 dengan menggunakan analisis rasio
kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas dan efisiensi PAD, rasio efisiensi
belanja, analisis varians, derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan
daerah, Debt Service Coverage Ratio (DSCR), dan rasio pertumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemda Kabupaten Sleman dalam
mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan mengalami perkembangan yang
fluktuatif dan cenderung positif. Tingkat derajat desentralisasi Pemda Kabupaten
Sleman termasuk dalam kategori cukup. PAD Kabupaten Sleman terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya, namun belum mampu berkontribusi banyak terhadap
pendapatan daerah. Hal ini menjelaskan bahwa pendapatan daerah masih
didominasi pendapatan transfer, sehingga tingkat ketergantungan keuangan daerah
terhadap pemerintah pusat tergolong sangat tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
pola hubungan tingkat kemandirian Pemda Kabupaten Sleman termasuk dalam
kategori konsultatif atau kurang mandiri. | en_US |
dc.description.abstract | Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah tidak terlepas dari kerja
keras Pemda dalam mengelola keuangannya secara tertib dan taat pada peraturan
perundang-undangan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan
daerah adalah potensi keuangan daerah belum tergali secara optimal. Harus diakui
APBD Kabupaten Sleman masih tergantung dengan besaran dana dari pemerintah
pusat.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan BKAD Kabupaten
Sleman dalam menyelenggarakan otonomi daerah berdasarkan Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) selama tahun 2012-2016 dengan menggunakan analisis rasio
kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas dan efisiensi PAD, rasio efisiensi
belanja, analisis varians, derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan
daerah, Debt Service Coverage Ratio (DSCR), dan rasio pertumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemda Kabupaten Sleman dalam
mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan mengalami perkembangan yang
fluktuatif dan cenderung positif. Tingkat derajat desentralisasi Pemda Kabupaten
Sleman termasuk dalam kategori cukup. PAD Kabupaten Sleman terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya, namun belum mampu berkontribusi banyak terhadap
pendapatan daerah. Hal ini menjelaskan bahwa pendapatan daerah masih
didominasi pendapatan transfer, sehingga tingkat ketergantungan keuangan daerah
terhadap pemerintah pusat tergolong sangat tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
pola hubungan tingkat kemandirian Pemda Kabupaten Sleman termasuk dalam
kategori konsultatif atau kurang mandiri. | en_US |
dc.publisher | PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Analisis Rasio, Laporan Realisasi Anggaran, Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. | en_US |
dc.title | ANALISIS KINERJA KEUANGAN BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2012-2016 | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
VOK
094 | en_US |