dc.contributor.advisor | ARSITO,PUGUH NIVI | |
dc.contributor.author | CONITA, DEBBY ANGGA | |
dc.date.accessioned | 2018-10-04T02:49:07Z | |
dc.date.available | 2018-10-04T02:49:07Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21703 | |
dc.description | Hidrokinon merupakan zat berbahaya dalam kosmetik yang telah dilarang
penggunaannya oleh BPOM, namun di pasaran dicurigai masih banyak ditemukan
produk kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung Hidrokinon. Hal ini
banyak dilaporkan terutama pada produk yang tidak bernomor registrasi. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah krim pemutih yang
beredar di pasaran masih mengandung Hidrokinon.
Dalam penelitian ini dipilih 12 sampel krim pemutih wajah yang tidak
memiliki nomor registrasi BPOM, sampel diambil dariKecamatan Slawi,
Kabupaten Tegal. Adapun metode yang digunakan untuk analisis adalah
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Densitometri. Fase gerak yang digunakan
ada 3 macam dengan variasi polaritas, diantaranya adalah; toluen : asam asetat
glasial (8:2); n-heksan : aseton (3:2) ; kloroform : metanol (5:5). Fase diam yang
digunakan adalah silika gel F 254 nm dan kemudian dilihat dibawah sinar UV 254
nm. Pemeriksan dengan Densitometri dilakukan dengan mengukur panjang
gelombang hidrokinon dan nilai Rf-nya.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 12 sampel didapatkan 2 krim
yang diduga mengandung hidrokinon yaitu krim E dan krim K, karena dari kedua
krim tersebut memiliki nilai Rf yang mendekati baku hidrokinon. Krim E dengan
fase gerak n-heksan:aseton didapatkan nilai Rf 0,37 (baku pembanding 0,37) dan
fase gerak kloroform:metanol didapatkan nilai Rf 1,00 (baku pembanding
1,00).Krim K dengan fase gerak toluen:asam asetat glasial didapatkan nilai Rf
0,23 (baku pembanding 0,20) pada fase gerak n-heksan:aseton didapatkan nilai
Rf 0,30 (baku pembanding 0,37) dan pada fase gerak kloroform:metanol
didapatkan Rf 1,00 (baku pembanding 1,00). | en_US |
dc.description.abstract | Hidrokinon merupakan zat berbahaya dalam kosmetik yang telah dilarang
penggunaannya oleh BPOM, namun di pasaran dicurigai masih banyak ditemukan
produk kosmetik krim pemutih wajah yang mengandung Hidrokinon. Hal ini
banyak dilaporkan terutama pada produk yang tidak bernomor registrasi. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah krim pemutih yang
beredar di pasaran masih mengandung Hidrokinon.
Dalam penelitian ini dipilih 12 sampel krim pemutih wajah yang tidak
memiliki nomor registrasi BPOM, sampel diambil dariKecamatan Slawi,
Kabupaten Tegal. Adapun metode yang digunakan untuk analisis adalah
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Densitometri. Fase gerak yang digunakan
ada 3 macam dengan variasi polaritas, diantaranya adalah; toluen : asam asetat
glasial (8:2); n-heksan : aseton (3:2) ; kloroform : metanol (5:5). Fase diam yang
digunakan adalah silika gel F 254 nm dan kemudian dilihat dibawah sinar UV 254
nm. Pemeriksan dengan Densitometri dilakukan dengan mengukur panjang
gelombang hidrokinon dan nilai Rf-nya.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 12 sampel didapatkan 2 krim
yang diduga mengandung hidrokinon yaitu krim E dan krim K, karena dari kedua
krim tersebut memiliki nilai Rf yang mendekati baku hidrokinon. Krim E dengan
fase gerak n-heksan:aseton didapatkan nilai Rf 0,37 (baku pembanding 0,37) dan
fase gerak kloroform:metanol didapatkan nilai Rf 1,00 (baku pembanding
1,00).Krim K dengan fase gerak toluen:asam asetat glasial didapatkan nilai Rf
0,23 (baku pembanding 0,20) pada fase gerak n-heksan:aseton didapatkan nilai
Rf 0,30 (baku pembanding 0,37) dan pada fase gerak kloroform:metanol
didapatkan Rf 1,00 (baku pembanding 1,00). | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Hidrokinon, Kromatografi Lapis Tipis, Densitometri. | en_US |
dc.title | ANALISIS SENYAWA HIDROKINON DALAM KOSMETIK KRIM PEMUTIH WAJAH DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
155 | en_US |