Show simple item record

dc.contributor.advisorBUDDHI, TRIWARA
dc.contributor.advisorRISVANSUNA, FRANCY
dc.contributor.authorSURYANI, DWI
dc.date.accessioned2018-10-05T02:25:19Z
dc.date.available2018-10-05T02:25:19Z
dc.date.issued2018-05-16
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21731
dc.descriptionMelon merupakan salah satu produk hortikultura yang bernilai jual dan memiliki prospek yang baik untuk terus dikembangkan. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara pemilihan sistem tanam yang tepat, sehingga menghasilkan produk melon yang baik dari segi kualitas dan kuantitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan biaya produksi, penerimaan, pendapatan, keuntungan serta kelayakan usahatani melon antara sistem lanjaran dan non lanjaran ditinjau dari nilai RC Ratio, Produktivitas Tenaga Kerja, serta Modal di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Total keseluruhan responden dalam penelitian ini sebanyak 44 petani, terdiri dari 32 petani sistem non lanjaran yang diperoleh menggunakan metode slovin dan 12 petani sistem lanjaran menggunakan metode sensus. Data dikumpulkan melalui wawancara yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya produksi paling tinggi dikeluarkan pada sistem lanjaran sebesar Rp 33.039.006/ MT. Penerimaan antara kedua sistem tidak berbeda jauh, sedangkan pendapatan dan keuntungan dihasilkan lebih tinggi pada sistem non lanjaran. Dilihat dari segi kelayakan menunjukan bahwa nilai R/C usahatani sistem lanjaran sebesar 2,10, dan sistem non lanjaran 3,12. Produktivitas tenaga kerja sistem lanjaran sebesar Rp 363.262/HKO, sistem non lanjaran sebesar Rp 1.090.644/HKO, serta nilai produktivitas modal kedua sistem menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan suku bunga pinjaman permusim sebesar 5%, dengan nilai produktivitas modal pada sistem non lanjaran sebesar 200% dan sistem non lanjaran sebesar 600%.en_US
dc.description.abstractMelon merupakan salah satu produk hortikultura yang bernilai jual dan memiliki prospek yang baik untuk terus dikembangkan. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara pemilihan sistem tanam yang tepat, sehingga menghasilkan produk melon yang baik dari segi kualitas dan kuantitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan biaya produksi, penerimaan, pendapatan, keuntungan serta kelayakan usahatani melon antara sistem lanjaran dan non lanjaran ditinjau dari nilai RC Ratio, Produktivitas Tenaga Kerja, serta Modal di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Total keseluruhan responden dalam penelitian ini sebanyak 44 petani, terdiri dari 32 petani sistem non lanjaran yang diperoleh menggunakan metode slovin dan 12 petani sistem lanjaran menggunakan metode sensus. Data dikumpulkan melalui wawancara yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya produksi paling tinggi dikeluarkan pada sistem lanjaran sebesar Rp 33.039.006/ MT. Penerimaan antara kedua sistem tidak berbeda jauh, sedangkan pendapatan dan keuntungan dihasilkan lebih tinggi pada sistem non lanjaran. Dilihat dari segi kelayakan menunjukan bahwa nilai R/C usahatani sistem lanjaran sebesar 2,10, dan sistem non lanjaran 3,12. Produktivitas tenaga kerja sistem lanjaran sebesar Rp 363.262/HKO, sistem non lanjaran sebesar Rp 1.090.644/HKO, serta nilai produktivitas modal kedua sistem menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan suku bunga pinjaman permusim sebesar 5%, dengan nilai produktivitas modal pada sistem non lanjaran sebesar 200% dan sistem non lanjaran sebesar 600%.en_US
dc.publisherFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectKomparatif, Sistem Tanam, Melonen_US
dc.titleSTUDI KOMPARATIF USAHATANI MELON SISTEM LANJARAN DAN NON LANJARAN DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGOen_US
dc.typeThesis SKR F P 037en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record