Show simple item record

dc.contributor.advisorMUKTI,TAKDIR ALI
dc.contributor.authorYUNIAR, ANNISA RIZKI
dc.date.accessioned2018-10-05T07:25:42Z
dc.date.available2018-10-05T07:25:42Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21769
dc.descriptionSpanyol adalah salah satu negara di Eropa yang memiliki 19 daerah otonomi di dalamnya. Salah satu daerah otonomi yang ada di Spanyol ialah Catalonia. Catalonia menjadi wilayah integral Spanyol pada tahun 1714. Dengan keunikan dan warisan sejarah yang dimilikinya, Catalonia diberikan hak otonomi untuk mengatur daerah nya sendiri termasuk dengan membentuk Pemerintahan Catalonia yang bernama Generalitat. Namun, pada masa pemerintahan Jenderal Francisco Franco, terjadi penyeragaman satu Spanyol dengan menghapuskan hak otonomi dan melarang penggunaan bahasa daerah termasuk Catalonia serta atribut lain yang memicu nasionalisme berlebihan terhadap suatu daerah. Kediktatoran Francisco Franco dapat meredam nasionalisme dipermukaan, namun jauh didalam nasionalisme tersebut semakin berkembang. Hak otonomi Catalonia didapatkan lagi setelah Jenderal Francisco Franco meninggal dan Pemerintahan Catalonia atau Generalitat dibentuk kembali. Catalonia mengajukan perubahan status otonominya pada tahun 2006, yang kemudian diubah oleh Pemerintah Spanyol pada tahun 2010. Sejak saat itu semangat separatisme semakin kuat, puncaknya terjadi pada referendum kemerdekaan tahun 2017 yang disusul dengan deklarasi kemerdekaan Catalonia secara sepihak dan menuai respon berupa penolakan oleh Spanyol.en_US
dc.description.abstractSpanyol adalah salah satu negara di Eropa yang memiliki 19 daerah otonomi di dalamnya. Salah satu daerah otonomi yang ada di Spanyol ialah Catalonia. Catalonia menjadi wilayah integral Spanyol pada tahun 1714. Dengan keunikan dan warisan sejarah yang dimilikinya, Catalonia diberikan hak otonomi untuk mengatur daerah nya sendiri termasuk dengan membentuk Pemerintahan Catalonia yang bernama Generalitat. Namun, pada masa pemerintahan Jenderal Francisco Franco, terjadi penyeragaman satu Spanyol dengan menghapuskan hak otonomi dan melarang penggunaan bahasa daerah termasuk Catalonia serta atribut lain yang memicu nasionalisme berlebihan terhadap suatu daerah. Kediktatoran Francisco Franco dapat meredam nasionalisme dipermukaan, namun jauh didalam nasionalisme tersebut semakin berkembang. Hak otonomi Catalonia didapatkan lagi setelah Jenderal Francisco Franco meninggal dan Pemerintahan Catalonia atau Generalitat dibentuk kembali. Catalonia mengajukan perubahan status otonominya pada tahun 2006, yang kemudian diubah oleh Pemerintah Spanyol pada tahun 2010. Sejak saat itu semangat separatisme semakin kuat, puncaknya terjadi pada referendum kemerdekaan tahun 2017 yang disusul dengan deklarasi kemerdekaan Catalonia secara sepihak dan menuai respon berupa penolakan oleh Spanyol.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectSeparatisme, Catalonia, Spanyol, Referendum, Deklarasi Kemerdekaan.en_US
dc.titlePENOLAKAN SPANYOL TERHADAP DEKLARASI KEMERDEKAAN DAERAH OTONOMI CATALONIA TAHUN 2017en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 045en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record