Show simple item record

dc.contributor.advisorAMRIYANTO, HUSNI
dc.contributor.authorFIKRI, MUHAMMAD
dc.date.accessioned2018-10-05T07:46:55Z
dc.date.available2018-10-05T07:46:55Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21772
dc.descriptionSejak AKP berkuasa di Turki dengan Recep Tayyip Erdogan menjabat sebagai Perdana Menteri selama 3 periode, Turki menjadi negara yang lebih demokratis dan mengalalami transisi demokrasi. Erdogan membuktikan keberhasilan AKP dalam kontrol sipil terhadap militer dan hak sipil mulai terlihat terang. Selain itu terjadinya kebebasan mengekspresikan keyakinan dan kebebasan pers dibuka. Keberhasilan Erdogan dalam memimpin Turki memberikan kemajuan dalam berbagai bidang dengan pembangunan ekonomi dan penegakkan demokrasi. Dengan kepopularitasannya inilah kemudian ia berhasil memenangkan pemilu presiden pada tahun 2014. Namun setelah Erdogan berkuasa sebagai Presiden, ia justru “mengikis” demokrasi yang telah dibangun. Ia menjadi pemimpin yang cenderung otoriter dan anti kritik. Demokrasi yang sudah dibangun justru kembali ke arah otoritarian, hingga terjadi upaya kudeta yang dilakukan oleh beberapa anggota militer terhadap pemerintah Erdogan yang dianggap melenceng dari nilai-nilai demokrasi dan sekular. Terjadinya peristiwa kudeta ini menjadi “pelicin” bagi Erdogan untuk semakin represif dan otoriter.en_US
dc.description.abstractSejak AKP berkuasa di Turki dengan Recep Tayyip Erdogan menjabat sebagai Perdana Menteri selama 3 periode, Turki menjadi negara yang lebih demokratis dan mengalalami transisi demokrasi. Erdogan membuktikan keberhasilan AKP dalam kontrol sipil terhadap militer dan hak sipil mulai terlihat terang. Selain itu terjadinya kebebasan mengekspresikan keyakinan dan kebebasan pers dibuka. Keberhasilan Erdogan dalam memimpin Turki memberikan kemajuan dalam berbagai bidang dengan pembangunan ekonomi dan penegakkan demokrasi. Dengan kepopularitasannya inilah kemudian ia berhasil memenangkan pemilu presiden pada tahun 2014. Namun setelah Erdogan berkuasa sebagai Presiden, ia justru “mengikis” demokrasi yang telah dibangun. Ia menjadi pemimpin yang cenderung otoriter dan anti kritik. Demokrasi yang sudah dibangun justru kembali ke arah otoritarian, hingga terjadi upaya kudeta yang dilakukan oleh beberapa anggota militer terhadap pemerintah Erdogan yang dianggap melenceng dari nilai-nilai demokrasi dan sekular. Terjadinya peristiwa kudeta ini menjadi “pelicin” bagi Erdogan untuk semakin represif dan otoriter.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectTurki, Recep Tayyip Erdogan, Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP), Otoritarian, Kudeta Militeren_US
dc.titleKECENDERUNGAN OTORITARIANISME DALAM POLITIK DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK TURKI DI ERA PRESDIEN ERDOGANen_US
dc.typeThesis SKR FISIP 053en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record